Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Semua Karena Vegetarian

11 Mei 2024   18:06 Diperbarui: 11 Mei 2024   18:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya perbincangan seperti itu sudah biasa aku hadapi. Bagaimana tidak? Sudah dua tahun aku menikah, namun istriku belum juga hamil. Pola makanku sebagai orang yang bervegetarian menjadi bahan gunjingan yang empuk untuk dijadikan kambing hitam. Iya, aku memilih hidup bervegetarian sudah sejak masih mengenyam pendidikan sekolah menengah tingkat atas.

Dimulai pada suatu ketika aku mengikuti sebuah seminar bertajuk Hidup Sehat Dengan Vegetarian. Seminar itu menjadi titik awal aku bertekad untuk merubah pola makanku. Awalnya memang tidaklah mudah. Banyak godaan dan tantangan yang harus aku terima. Terutama dari orang tua yang khawatir akan keterpenuhan giziku. Apalagi badanku pada dasarnya memang kurus. Lebih tepatnya kurus pakai banget. Dengan tinggi 176 cm, berat badanku kala itu cuma 55 kg. Kurus tipis bagai cicak terjepit daun pintu baja.

Sampai aku menikah pada tahun 2006 pun badanku masih kurang berisi. Paling cuma mendingan sedikit dibanding saat masih sekolah. Makanya tidak heran jika orang-orang berkomentar miring tentang aku dan istriku, yang juga ikut bervegetarian. Tapi itu adalah urusan mereka. Aku tidak terlalu ambil pusing dan terpengaruh. Prinsipku adalah hidupku aku yang jalani. Orang lain? Bodo amat!

Sampai suatu ketika, seorang temanku yang lain, si Rini, menceritakan testimoni tetangganya berhasil hamil setelah berobat tradisional dengan seorang nenek yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Aku pun mengajak istriku mencoba metode pijat urut itu. Selama 3 hari berturut-turut, setiap pagi istriku diurut perutnya dengan pelan-pelan oleh nenek itu. Istilah yang dipakai beliau untuk menjelaskan permasalahan rumah tangga kami itu adalah bahwa posisi rahim istriku kurang pas.

Percaya atau tidak? Istriku langsung hamil di bulan berikutnya! Betapa kami mensyukuri karunia Yang Maha Kuasa ini! Rumah kami akan segera dihiasi dengan tawa bayi yang menggemaskan. Kami sudah menantinya selama 2 tahun lebih. Doa dan kesabaran kami pun terjawab sudah. Putri pertama kami pun lahir dengan sehat walafiat. Disusul oleh putri kedua kami selang dua tahun kemudian. Lengkaplah sudah kebahagiaan dalam keluarga kami. Dua putri cantik menemani keseharian kami berdua dengan penuh suka cita.

Saat ini kami sangat menikmati kegembiraan hidup bersama-sama dalam sebuah bahtera rumah tangga. Kedua putriku cukup berprestasi di sekolahnya masing-masing. Bahkan langganan juara umum di sekolahnya. Hal ini tentu saja mematahkan mitos bahwa keturunan orang yang bervegetarian akan kurang cerdas. Istilah kasarnya adalah idiot. Sungguh mitos yang sangat menyesatkan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan sama sekali! Sejauh gizi anak terpenuhi dengan baik dan benar, maka kecerdasan tetap bukan mustahil.

Lalu untuk menaikkan berat badanku sehingga terlepas dari julukan "kerempeng", aku mulai rajin berolah raga dan memperbanyak makan sumber protein nabati. Aku rajin menyambangi pusat kebugaran dan berlatih di sana seminggu sekitar 5 kali. Hasilnya sekarang aku sudah mencapai titik ideal, 77 kg. Walaupun perut masih belum rata seperti para model celana dalam, tapi aku cukup puas dengan kondisi badanku yang sekarang.

Bagaimana dengan orang-orang yang dulu berkomentar ini dan itu tentang pola makanku yang "Istimewa"? Hidup memang perlu "Bodo Amat". Sekali lagi, tarik nafas dalam-dalam, hembuskan dengan kencang, dan teriakkan: BODO AMAT!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun