"Satu-satunya cara untuk mengembalikan kedamaian di desa ini adalah dengan segera bersihkan sampah sekecil apapun di tempat keramat itu!" titahnya tegas.
Setelah mendapatkan petunjuk tersebut, sang Kepala Desa langsung mengumpulkan warganya untuk bergotong-royong.Â
"Kita harus bersihkan pantai ini sebersih-bersihnya! Jangan ada sampah sekecil apa pun! Ayo semuanya semangat bekerja!" kata Pak Kades berapi-api.
Seluruh warga pun bahu membahu membersihkan pantai yang terletak tidak jauh dari pemukiman mereka. Tua, muda, laki-laki, maupun perempuan, semuanya bekerja dengan penuh semangat.Â
"KRASAKKK....! KRASAAKKK...!"
Bunyi sampah yang menggunung itu ramai saat terinjak kaki warga desa.
"KRASAAKK...! KRASAAAAKKK!!!"
Bunyinya yang nyaring membuat warga desa menamakan pantai tersebut dengan Tanjung Kerasak.
Sungguh ajaib! Setelah pantai itu bersih, segala keluh kesah dan kegundahan warga desa berangsur-angsur berlalu. Mereka yang tadinya sakit, kini kembali sehat. Hasil kebun dan ladang mulai berlimpah. Bencana alam pun tidak pernah lagi terjadi. Kehidupan di desa itu kembali diselimuti kebahagiaan dan suka cita.
Suatu malam, sosok lelaki tua berjubah putih itu kembali menampakkan diri kepada sang Kepala Desa.Â
"Wahai Anandaku, para Peri sangat senang karena tempat kesayangan mereka sekarang sudah bersih dan indah kembali. Sebagai tanda terima kasih, mereka menganugerahkan tiga mustika ini, yaitu Mustika Keselamatan, Mustika Kesehatan, dan Mustika Kebahagiaan," kata sosok tersebut seraya menyerahkan tiga buah benda dari balik jubahnya.Â