Mohon tunggu...
toni handoko
toni handoko Mohon Tunggu... -

saya seorang pekerja kreatif: desainer grafis, fotografer dan t-shirt production.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Motret Ala SLR

21 November 2011   03:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajarin dong om... begitulah kata2 yang biasanya diucapkan ketika seseorang melihat sebuah karya foto yang bagus kepada sang empunya foto.

Fotografi itu adalah melukis dengan cahaya, bukan asal jepret! Semua ada ilmunya dan bisa dipelajari.

Belajar motret itu sama persis belajar melukis: tetapi bukan berarti membeli kanvas dgn ukuran sama, membeli kuas dgn merk sama, membeli cat dgn warna yg sama dan bahkan melukis obyek sama akan menghasilkan sebuah lukisan yang sama bagusnya.

Apakah hasilnya sama? Tentu tidak. Peralatan / gear tidak menentukan hasil karya seni. Ada satu yang tidak bisa dibeli yaitu perasaan sang pelukis ketika melukis. Perasaan inilah yang membuat lukisannya bagus dan hanya bisa didapat dengan SLR.

SLR, apaan tuh? SLR: Skill, Learn & Respect


Skill: kemampuan dan bakat. Tanpa dua hal ini, biasanya merupakan kendala yang besar bagi seseorang yang ingin jadi fotografer. Fotografi adalah seni sehingga kemampuan dan bakat seni merupakan syarat mutlak. Jadi jika anda tidak punya ini, maaf fotografi bukan jalan hidup anda. Mungkin anda bisa memotret tapi hasilnya tidak akan pernah bisa sebagus orang yang punya talenta seni. Saya sering banget denger cerita: sudah bertahun2 belajar motret tapi gak pernah bagus tapi ada orang yang baru dipinjemin kamera trus jepret eee hasilnya bisa lebih bagus daripada yg sdh belajar bertahun2. Inilah bakat! Gear tidak pengaruh.

Sedikit tips membeli kamera: jika pertama kali beli kamera, belilah "body only" kamera yang termurah di sebuah brand-nya dan belilah lensa yang bagus. Sekarang pada kebalik, belinya body kamera yang canggih tapi lensanya kit kan lebih baik bodynya murah tapi lensanya mahal. Bisa jadi kamu menghasilkan foto yang oke dgn kamera dan lensa yg muahal but no soul. Jadi periksa lagi, apakah kita punya bakat seni? Apakah kita punya kemampuan? Jika tidak tapi tetep pengen fotografer, ikuti tahap kedua yaitu: learn!

Learn: belajar! Fotografi tanpa belajar sama aja bohong. Harus seimbang antara ilmu dan praktek. Belajar akan menghasilkan pengetahuan (knowledge). But knowledge without skill is nothing! Harus seimbang ya. Saya agak banyak nemuin orang yang knowledge buanyaaak banget tapi hasil fotonya dikiiiit banget (hemat kali ya). Jangan cuman teori tapi harus praktek.

Salah satu cara belajar fotografi yang paling baik ya motret. Memotret apapun yang ada disekeliling kita sehari2. Saran saya ketika pertama kali belajar motret / pertama kali beli kamera adalah jangan memotret model / cewek2 dulu (ini buat cowok2), kenapa? karena model itu sesuatu yang indah untuk diabadikan, bayangin aja baru belajar motret udah motret sesuatu yang indah2 dimata. Ya kalo bagus, kalo nggak gimana? pastilah kamu stress dan frustasi krn hasilnya gak pernah bagus lama kelamaan kamu gak akan belajar lagi. Saran saya belajar motret dari hal2 yang ada disekeliling kita sehari: sekitar kamar: bantal, guling dll - sekitar rumah: gelas, piring, halaman, jalan, tanaman, batu, binatang, kendaraan dll. Kalo kamu udah bisa motret benda2 biasa bahkan jelek tapi terlihat indah, saat itulah kamu mulai bisa menyebut diri fotografer :D

Seorang maestro fotografi Indonesia asal Jogja, Agus Leonardus berkata  pada saya: Kalo ada perempuan cantik trus difoto dan hasil fotonya cantik, itu motretnya bener apa salah hayoo? Jawabannya: SALAH! Kenapa? Lha wong sudah cantik ya pasti cantik, kecuali di foto jadi jelek nah itu keliru motretnya. Tapi jika kamu memotret seorang wanita yang berparas biasa bahkan jelek katakanlah dan hasil fotonya cantik, itulah fotografer yang sebenarnya. Ini lho yang saya maksudkan dengan jangan motret model dulu, tapi hal ini gak berlaku bagi orang yang memang belajar foto hanya untuk "mengkoleksi" foto2 cewek, peace... :D

belajar bisa dari mana2: internet, ini yang paling gampang. Banyak banget teori,tutorial dan video untuk pembelajaran fotografi


  • buku, ini juga ada di internet
  • tokoh2 fotografi
  • teman2 yang udah duluan motret, bisa gratis bisa juga mbayar (jangan nolak kalo ada temen yang mau ngajarin gratis, luangkan waktu kalo bs batalkan acaramu mumpung belajar gratis)
  • hunting bersama
  • lomba foto, ini juga belajar lho... nggak cuman ngejar hadiah
  • seminar2
  • sekolah dan kursus
  • wajib ikut komunitas
  • belajarlah dari gear yang rendah dulu, jangan langsung yang tinggi alias mahal


Respect: rasa hormat. Ini lho yang sekarang nyaris hilang diantara para fotografer. Rasa2nya antar fotografer hanya ada satu rasa yaitu: persaingan! Respect dalam hal apa aja?


  • Hormatilah fotografer yang lebih tua, walaupun tua secara umur belum tentu hasil foto kita lebih baik
  • Hormatilah sesama rekan fotografer, jangan melecehkan baik didepan maupun di belakangnya. Rekan fotografer bukanlah saingan bisnis. Semua punya lahan sendiri2.
  • Jangan menghina gear orang lain, misal tipe kameranya / lensanya lebih rendah trus ngejek2, lha emangnya kamera lebih bagus menjamin kualitas foto kita?
  • Jangan merendahkan orang yang sedang belajar motret tapi hargai, ajarin dan dampingin
  • Jangan menghakimi karya orang lain dengan alasan gear dan software, misalnya bercibir spt ini lha iya jelas bagus wong lensanya L series, leica dll atau bercibir foto orang lain bagus karena olah digital. Biarkanlah karya orang bagus, bagian kita menggunakan apa yang kita punya tapi berusaha menghasilkan foto yang bagus juga. Ingat jangan mengejar gear orang lain, artinya kita lihat foto orang lain bagus terus nanya pake lensa apa? terus berusaha memiliki juga lensa yang serupa. Ini mah gak akan ada habisnya bro... :D apa nanti kita ngejar sampe digital back? hehehe...
  • Jangan merasa hebat dulu, misal baru pegang kamera sebulan sudah berlagak fotografer. Kritik sana sini. Rendah hati kan lebih baik, ingat lho di atas langit masih ada langit.
  • Hormati karya foto orang lain. Bila bagus berilah pujian secukupnya tidak perlu berlebihan seperti: dahsyat! emang master! suhu! bla bla bla lebay tau.. Komenlah seperlunya
  • Jangan pernah mengkritik karya foto orang, kecuali diminta. Karena setiap orang punya sudut pandang yang berbeda2 tentang fotonya. Dan jangan mentang2 diminta kritik lalu nulis seenaknya diweb/blog, berilah saran dan kritk melalui pesan pribadi ya. Jangan maki2 foto orang di media online. Biasanya orang yang sering kritik adalah orang yang ngga bisa motret. Gak percaya? buktiin deh :D (sdh sering mbuktiin heheheh.. )
  • Jujur. Jangan memuji foto yang sebenarnya menurut kamu jelek, misalnya karena temen jadinya gak enak trus komen: bagus, woow..., jos, luar biasa, master, suhu dll. Jika memang dirasa itu kurang baik lebih baik gak usah komen nanti aja kalo pas ketemu baru ngobrolin sante. Sikap seperti ini tidaklah membantu bahkan menjerumuskan teman sendiri yang belajar motret. Jujurlah dihadapan teman kita, jangan memuji didepannya tapi dibelakangnya diejek2 bahkan jadi bahan olok2an. Jangan ya...
  • Tulus. Jangan memuji foto orang karena ada maunya, contoh yang motret punya gear2 bagus yang pengen dipinjem, trus foto2nya selalu dikomen, dipuji2 terus dengan harapan kita dipinjemin gearnya :D Atau yang punya foto punya jabatan penting, harapannya dengan memuji fotonya kita kecipratan hahahaha.... :D


Nah ini adalah hasil perenungan pribadi selama saya belajar motret selama 15 tahunan sampai tercipta singkatan SLR tersebut. Ini hanya pendapat dan pengalaman pribadi saja (Bisa jadi pendapat ini terlalu pribadi, tidak subyektif bahkan sensitif) ambillah yang baek2 dan tidak bermaksud menyinggung siapa2 jika ada yang tidak setuju atau tersinggung mohon maafkanlah, ini murni hasil perenungan saya selama belajar moto.
Intinya adalah memotret sebenarnya tidaklah mudah (dalam hal ini saya bicara foto yang bagus, bukan foto dokumentasi pribadi) Kenapa sulit? karena hasil karya seni foto sebenarnya mencerminkan jiwa dan kepribadian kita. Jikalau jiwa kita sudah terkandung nilai seni, maka otonatis karya fotonya akan bernilai seni. Dari komposisi, sudut pemotretan, dof, poi semuanya akan terlihat indah.
Nah jangan patah semangat, belajar terus dan nabung untuk beli lensa yang bagus.
"Representasikan diri kamu dalam karya fotomu sehingga orang lain bisa melihat apa yang kamu rasakan, apa yang kamu tangkap, apa yang kamu ingin ungkapkan melalui karya seni fotomu"
So... Ayo motret teruuus... dan selamat  belajar motret ala S-L-R
salam jepret :D
disalin dari blogsaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun