Paling tidak ada tujuh manfaat yang dapat dibawa pulang ke Jakarta.
Pertama, kegiatan one on one. Kegiatan ini merupakan dialog tatap muka guru dan siswa. Bukan untuk satu-dua siswa, atau siswa yang bermasalah. Kegiatan ini untuk semua siswa, meski tidak bermasalah. Guru mengajak seorang siswa berbicara tentang berbagai hal.
Dalam kesempatan ini guru dapat mengetahui jalan pikiran dan perasaan siswanya. Harapan dan cita-cita dan cara berargumen siswanya. Dengan mengetahuinya, guru akan memiliki modal dalam pembelajarannya.
Kedua, program visiting. Program ini didesain dengan cara guru mengunjungi rumah para siswanya. Program ini juga bukan untuk siswa bermasalah, tapi semua siswa mendapat kesempatan yang sama. Bertemu dengan orang tua dan siswa di rumahnya.
Tujuannya bukan saja mengenal lebih dekat profil orang tuanya, juga mempererat jalinan silaturahmi sekolah dan orang tua/wali.
Ketiga, bermanfaat bagi orang lain. Implementasi program ini menyasar masyarakat yang membutuhkan dalam berbagai kegiatan. Para siswa terlibat aktif dalam dalam kegiatannya. Ini tentu ada manfaat ganda yang didapat. Di samping adanya proses pembelajaran, melatih kepedulian, tetapi juga adanya manfaat langsung dirasakan masyarakat yang menerinya.
Keempat, pembelajaran Al-Qur'an dengan metode qiroati. Program ini untuk memastikan setiap siswa dapat membaca Al-Qur'an dengan benar. Meskipun Semesta School bukan sekolah Islam, namun pembelajaran Al-Qur'an menjadi perhatian utama. Bukan hanya itu, Semesta School juga berusaha menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap langkahnya.
Kelima, kaderisasi guru. Semesta School menyadari bahwa guru merupakan hal penting dalam keberlanjutan pengelolaan pendidikan. Untuk itu Semesta School melaksanakan rekruitmen calon guru sejak masih berkuliah. Mahasiswa yang berminat dan terseleksi untuk menjadi guru di Semesta School, mereka mendapat beasiswa. Setelah lulus kuliah, mereka menjadi guru di Semesta School yang tersebar di seluruh Indonesia.
Keenam, setelah kenaikan kelas, rombongan belajar diatur kembali. Artinya, siswa mendapat kesempatan untuk mendapat teman baru di kelas berikutnya. Yang tadinya bukan teman satu kelas, dengan cara ini menjadi teman kelasnya.
Program ini tentu akan melatih siswa beradaptasi dengan teman yang berasal dari rombongan belajar yang berbeda dari sebelumnya.