Mohon tunggu...
Tongato
Tongato Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik dan peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cakap Mendapatkan Informasi Sahih

11 Juli 2024   15:05 Diperbarui: 11 Juli 2024   18:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Berliku Menuju Jurnalisme Bermutu - (Sumber: Kompas.id)

Cakap Mendapatkan Informasi Sahih

Saat ini kita hidup di era informasi. Kita mendapat suguhan informasi bagai air bah. Datang silih berganti tak mengenal waktu.

Beberapa dekade lalu, Futurolog, Alvin Toffler telah mendedahkan era informasi ini. Dalam pandangannya, perjalanan manusia di bumi ini terbagi dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama, ia menyatakan bahwa siapa yang menguasai pertanian, maka mereka akan menguasai dunia. Pertanian telah menjadi sumber eksistensi suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai sektor pertanian dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran.

Gelombang kedua ditandai dengan pergeseran, siapa yang menguasai industri, mereka akan menguasai dunia. Ini ditandai dengan adanya revolusi industri yang mendorong bangsa-bangsa berlomba dalam mengembangkan sektor industri untuk menopang kemajuan  bangsanya.

Dan gelombang ketiga, penguasa dunia bukan lagi mereka yang menguasai pertanian dan industri. Mereka yang mengusai dunia adalah mereka yang mengusai informasi.

Dengan menguasai informasi dan mampu mengelolanya, mereka akan menentukan peradaban dunia, termasuk nasib kita dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan di alam demokrasi sekarang ini, para penguasa informasi dapat mengarahkan kita semua. Demokrasi yang ada bisa dibawa kemana mereka berkehendak.

Dengan sumber daya yang mereka miliki, mereka mampu menggiring massa rakyat untuk mendukungnya melalui informasi yang mereka kuasai.

Tidaklah keliru bila kita melihat kemungkinan terjadinya otoritarian majority. Mayoritas yang otoriter bisa terjadi dengan menggunakan mekanismenya demokratis, padahal isinya pemaksaan kehendak.

Di sisi lain, kita juga bisa terjebak dalam posisi termakan informasi yang tidak benar alias sahih. Bila ini terjadi, kita bisa turut terlibat dalam penyebarannya. Hal ini tentu juga bisa menambah kesesatan secara berjamaah.

Bagaimana agar kita terhindar dari hal seperti tersebut? Paling tidak ada lima langkah yang bisa kita lalukan ketika mendapat informasi.

Pertama, ketepatan penulisan. Artinya, informasi yang kita dapatkan mengandung kebenaran dari sisi penulisan seperti nama orang, nama tempat, nama lembaga dan seterusnya. Bahasa yang digunakan pun jelas dan objektif tanpa penggunaan kata-kata emosional yang bisa menyulut perdebatan, atau bahkan manipulatif.

Kedua, kebenaran faktual. Artinya informasi yang ada sesuai fakta. Indikasinya, siapa saja yang terlibat, tanggal dan tempat kejadian, kronologinya dan sebagainya. Hal ini karena bisa saja suatu informasi didaur ulang dengan perubahan waktu/tanggal agar tampak relevan dan aktual.

Ketiga, kevalidan sumber. Sumber informasi dari pelaku utama yang memiliki kredibilitas terpercaya. Ini bisa dari situs lembaga resmi baik pemerintah maupun swasta, lembaga riset atau media massa bereputasi baik. Penting juga sumber informasi tidak terlibat kepentingan politik atau komersial yang dapat mendiskualifikasi objektivitasnya.

Keempat, pengutipan sumber tepat. Ini penting ketika kita akan cek dan recek terhadap kebenaran informasi, kita dapat melakukannya. Sumber informasi bisa berasal dari hasil wawancara, hasil penelitian, buku atau media online lainnya.

Kelima, melakukan perbandingan informasi. Artinya, ketika kita mendapat suatu informasi, kita cari informasi yang sama dari sumber berbeda. Bila terdapat kesamaan isi meskipun dengan penyampaian berbeda, kemungkinan besar informasi yang kita dapat valid. Sebaliknya, bila terdapat pertentangan, ada kemungkinan salah satunya tidak valid.

Demikian lima langkah agar kita cepat dan tepat mendapat informasi yang sahih. Untuk tidak termakan hoax dan turut menyebarkannya.

Semoga bermanfaat.**

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun