Mohon tunggu...
Tongato
Tongato Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik dan peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Sekolah Hebat-Berkualitas, Apa Syaratnya?

26 Juni 2024   20:47 Diperbarui: 26 Juni 2024   20:58 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Sekolah Hebat-Berkualitas, Apa Syaratnya?

Menjadi sekolah hebat-berkualitas merupakan suatu keharusan. Bukan saja karena kebutuhan diri, tapi juga kebutuhan masyarakat.

Terlebih bagi bangsa Indonesia yang sedang menyongsong Indonesia Emas tahun 2045. Ini jelas suatu keharusan bagi  sekolah-sekolah untuk terus meningkatkan dirinya menjadi hebat-berkualitas.

Dengan banyaknya sekolah hebat-berkualitas, maka akan dapat melahirkan anak didik yang hebat-berkualitas juga. Anak didik sebagai generasi emas yang mampu mewujudkan Indonesia Emas.

Apa saja yang dibutuhkan agar sekolah bisa menjadi sekolah hebat-berkualitas?

Ada banyak persyaratan yang dibutuhkan tentunya. Pemenuhannya membutuhkan semangat sinergi dan kolaborasi semua unsur sekolah. Dari pimpinan manajemen sampai guru dan tenaga kependidikan.

Membangun sekolah hebat-berkualitas dimulai dengan menempatkan siswa sebagai pusat layanan pendidikan.

Dalam pembelajaran, guru harus mengetahui gaya belajar setiap siswa. Dengan mengetahuinya, maka siswa dapat terlayani secara maksimal dalam pembelajaran.

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Sumber: acerforeducation.id)
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Sumber: acerforeducation.id)

Sekolah hebat-berkualitas mempunyai budaya berbagi dan berkolaborasi antara berbagai pihak.

Guru berbagi pengetahuan tentang karakteristk siswa. Ini tentu akan memperkaya guru dalam memberi layanan pembelajaran. Dengan mengetahui karakteristik siswanya, maka guru akan mampu menetapkan strateginya dalam pembelajaran.

Selain berbagi pemahaman karakteristik siswa, guru juga dapat berbagi materi pembelajaran, strategi dan metodenya. Masalah yang ada dibagi dan dicarikan solusinya secara bersama-sama.

Dalam praktik keseharian mengajar, guru perlu mengetahui kompetensi siswa dengan cara pretest. Hasil prestest menjadi acuan dalam proses pembelajaran.

Setelah selesai mengajar, guru mengadakan postest untuk mengukur pemahaman materi yang telah dipelajari. Hasilnya untuk pijakan pembelajaran berikutnya.

Selain itu, guru juga harus melakukan refleksi sebagai umpan balik dalam pembelajaran. Bagaimana cara penyampaian materinya? Apakah siswa memahaminya? Apakah metedo dan strategi pembelajaran membuat nyaman siswa? Dan seterusnya.

Hal penting dalam melakukan refleksi, guru harus membuka diri terhadap pendapat siswanya. Apapun pendapat siswa harus menjadi acuan perbaikan pembelajaran.

Ilustrasi Sekolah Ramah Anak (Sumber:www.sdmuhammadiyahktg.sch.id)
Ilustrasi Sekolah Ramah Anak (Sumber:www.sdmuhammadiyahktg.sch.id)

Sekolah hebat-berkualitas memiliki iklim belajar sepanjang hayat. Ini karena perubahan terus terjadi. Satu-satunya strategi menghadapinya adalah terus mengembangkan diri. Jadikan sekolah sebagai learning organization, lembaga pembelajar. Guru dan tenaga kependidikannya terus berupaya mengembangkan diri.

Tak ketinggalan, sekolah hebat-berkualitas juga memiliki lingkungan belajar yang ramah. Tak ada perundungan (bullying), apalagi kekerasan dan tawuran. Para siswa memiliki karakter yang baik, baik karakter moral maupun karakter kinerja.

Karakter moral menyangkut sikap dan perilaku yang sopan dan santun. Nilai-nilai keadaban mendapat persemaian yang subur. Karakter kinerja menyangkut diantaranya disiplin dan kerja/belajar keras.

Akhirnya, sekolah hebat-berkualitas adalah sekolah yang dinamis berkarakter. Layanan pembelajaran berfokus kepada siswa. Ada iklim berbagi dan kolaborasi. Terjaganya semangat belajar sepanjang hayat dalam lingkungan yang ramah dan berkarakter.***

Salam Kompasiana

Cerita Tongato

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun