Mohon tunggu...
Tongato
Tongato Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik dan peneliti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Haji, Kesombongan yang Membawa Sesat

7 Juni 2024   13:42 Diperbarui: 7 Juni 2024   13:55 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah cukup berdebat, saya tunjukkan kertas bendera Indoensia yang tertempel di kursi roda. Maka amanlah. Pemuda itu tidak lagi memaksa saya untuk menyerahkan kursi rodanya.

Saat waktu ashar tiba, kami salat asar di jalanan. Usia salat asar, keberuntungan pun tiba. Seorang pemuda yang mengaku berasal dari partai politik tertentu tanah air datang dan menyapa dengan ramah. "Bapak mau kemana?"

Saya sampaikan apa yang terjadi. Segera pemuda itu mengarahkan kami ke suatu tempat untuk berkumpul. Sejenak kemudian, kami berkumpul dengan jamaah dari tanah air lainnya.

Tak berapa lama, kemudian kami diarahkan untuk mengikuti rombongan lainnya yang juga tersesat mengikuti pemadu dari partai politik itu. Alhamdulilah dan terima kasih sekali kami ucapkan kepada pemuda yang telah menujukkan arah pulang ke tenda penginapan kami.

Hal tak terduga, terjadi. Suami yang siang tadi "menitipkan" istrinya kepada kami bertemu. Rupanya beliau juga selama ini belum sampai ke tenda penginapannya. Tersesat lama juga beliau. Kami gembira dan bahagia, karena beliau menyambut istrinya yang kami "kembalikan" kepada beliau dengan utuh, tanpa suatu apa.

Melalui tulisan ini, meskipun sudah berlalu puluhan tahun, kami mengucapkan berterima kasih kepada pemandu dari partai politik tanah air itu yang sangat peduli kepada kami. Barangkali beliau membaca tulisan ini. Salam sehat, sukses dan bahagia selalu.

Akhirnya, hal yang bisa kami catat adalah  bahwa ketika kita melakukan ibadah haji harus selalu rendah hati, tidak sombong. Ini juga pesan yang pernah disampaikan alim-ulama kita. Tidak boleh merasa tahu jalan, tidak boleh sombong. Selain itu, kami juga merasa menganggap enteng ketika melempar jumrah. 

Kata orang susah untuk melakukannya. Ternyata kami merasa ringan saja dalam melakukannya. Bahkan bisa berkali-kali melemparnya sampai tuntas. Ini bukan saja saya rasakan, tapi juga rekan-rekan jamaah lainnya yang juga tersesat. 

Mereka juga mengungkapkan hal yang sama ketika berinstrospeksi/mawas diri setelah sampai di tenda penginapan. Ego muncul, padahal semuanya itu, berkah dan kemudahan dari Allah SWT. Wallahu 'alam bishawab.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun