Sifat dari sub-tipe A2 adalah reaksi antigennya lebih lemah. Akibatnya ketika diuji HANYA dengan metode 1, tidak terdeteksi adanya antigen A. Maka dinyatakan golongan darahnya O.
Tetapi ketika diperiksa di PMI menggunakan dua metode, maka terjadi hasil yang perlu dianalisis lebih lanjut. Bila benar golongan darah O, maka pada serum-grouping akan ditemukan baik anti-A maupun anti-B. Sedangkan di cell-grouping akan bersih, tidak didapatkan antigen.
Pada golongan darah A1, maka pada serum-grouping hanya ditemukan anti-B. Dengan hasil itu, kemudian dilakukan pemeirksaan lebih mendalam di cell-grouping, dan akhirnya ditemukan antigen A walau dengan reaksi yang lebih lemah. DI situlah akan dinyatakan sebagai Golongan Darah A2.
Sampai di sini, sebenarnya belum menjadi masalah besar terkait transfusinya. Artinya asal sudah benar-benar diuji golongan darahnya, kemudian dilakukan cross-match tanpa reaksi, berarti tidak masalah memberikan darah dari donor bergolongan darah A tanpa harus membatasi donor harus bergolongan darah A2.
Lantas, apa masalahnya?
Dari semua orang bergolongan darah A, maka sekitar 20% diantaranya adalah bergolongan darah A2. Dari 20% tersebut, sekitar 10-20% nya lagi (artinya sekitar 2-4% dari semua orang bergolongan darah A) adalah mereka yang bergolongan darah A2 TETAPI disertai adanya Anti-A1.
Pada pemeriksaan golongan darah kelompok terakhir ini, akan didapatkan diskrepansi antara cell-grouping dan serum-grouping. Ditemukan Anti-A tetapi juga ada Antigen A. Maka ini sebenarnya adalah: ada Antigen A2 maupun ada Antibodi A1.
Pada 1-2% orang bergolongan darah A ini dengan sub tipe A1 dan memiliki Anti-A1 inilah yang akan bereaksi bila diberi darah transfusi dari sembarang orang bergolongan darah A. Yang bisa diberikan adalah darah dari donor yang sama-sama bergolongan darah A2 dengan disertai Anti-A1.
Untuk itu, pada kasus seperti di atas, harus dilakukan upaya memastikan dulu apakah darah pasien memiliiki Anti-A1. Bila benar adanya, maka harus dicari donor dengan kondisi yang sama. Memang tidak mudah, karena itu tadi, hanya sekitar 1-2% dari semua yang bergolongan darah A.
Untuk memastikannya memang diperlukan reagen khusus A1. Tidak mudah untuk menyediakannya. Bila tidak bisa memastikan menggunakan reagen, maka langkah selanjutnya adalah mencoba sebanyak mungkin donor sampai ketemu yang benar-benar sesuai dan tidak menimbulkan reaksi. Ini tentu memakan waktu dan membutuhkan biaya relatif tinggi. Hal demikian perlu disampaikan kepada para pihak terutama pasien agar tidak timbul salah paham.
Sifat A2 bisa juga muncul pada orang dengan golongan darah AB, dimana komponen A nya juga terkena potensi adalah A1 atau A2. Sehingga sebenarnya juga ada yang A1B dan A2B. Terhadap yang A2B pun ada potensi untuk memiliki Anti-A1 seperti pada kelompok golongan darah A. Berarti cara penanganan pada saat dibutuhkan transfusi juga sama.