Assalamu'alaikum dokter Tonang, saya xxx, spesialis anak di RSUD xxx, saya dapat no hp dokter dari teman saya dr yyy, mau tanya, ada pasien saya usia 9 bln dg anemia rencana transfusi PRC, waktu cek gol da di lab RSUD dg sistem ABO hasil nya gol da O, tp waktu dicek gol da di PMI hasilnya A lemah, katanya di PMI menggunakan metode yg lbh bagus dari RSUD, dospundi njih dok? Lebih valid yg mana...saat ini saya do nothing utk transfusi kr menunggu kejelasan gol da....nuwun
Tanggapan:
Wa'alaikumsalam wr wb. Terima kasih pertanyaannya Dok. Secara prinsip, golongan darah itu ditentukan keberadaan atau sifat dari 2 hal: Antigen di permukaan eritrosit, dan Antibodi di serum darah. Dalam hal ini, yang diuji adalah Antigen A, Antigen B, Anti-A dan Anti-B.
Karena itu, untuk menguji golongan darah itu berbasis dua metode:
1. Cell-grouping (Forward typing, Type 1) adalah menguji apa antigen yang di permukaan eritrosit.
2. Serum-grouping (back typing, Type 2) adalah menguji apa antibodi di serum.
Di luar faskes seperti di apotik atau tempat umum lainnya, orang biasanya hanya menguji metode 1. Dengan cara itu, sebenarnya hanya melihat apa antigen yang ada di permukaan eritrosit. Pada kebanyakan kasus, langkah ini sudah cukup untuk mengetahui golongan darah seseorang dalam sistem ABO. Meskipun sebenarnya itu baru "setengah benar" karena belum memastikan "apa antibodi yang ada pada serumnya".
Mengapa demikian, karena umumnya pemeriksaan dilakukan hanya terhadap darah, tanpa dipisahkan antara eritrosit dan serumnya. Bahkan juga tanpa adanya kontrol untuk menghindari kondisi darah yang memang sudah mengalami aglutinasi (mudahnya sudah terjadi perlekatan antar eritrosit sebelum dilakukan pemeriksaan golongan darah sehingga hasil pemeriksaan menjadi tidak valid).
Pada pemeriksaan di BDRS atau PMI, pengujian golongan darah dilakukan dengan kedua metode: cell-grouping maupun serum-grouping. Caranya diawali dengan memisahkan dulu antara eritrosit untuk cell-grouping dan serum untuk serum-grouping. Dengan langkah ini menjadikan pemeriksaan lengkap menjawab pertanyaan: apa antigennya, apa antibodinya.
Dengan menggunakan kedua metode, juga ada langkah validasi: kalau seseorang memiliki Antigen A maka tentu tidak akan memiliki Antibodi A. Demikian pula dengan Antigen B.
Pada kasus di atas, diduga adalah golongan darah A2. Ini adalah sub-tipe dari golongan darah A. Mudahnya, 80% orang bergolongan darah A, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai golongan darah A1. Sedangkan 20% orang sisanya bergolongan darah A2. Sebenarnya ada sekitar 20 subtipe golongan darah A. Hanya, yang signifikan secara klinis pada dua saja: A1 dan A2.