Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki karakter small open economy dimana partisipasi pada perdagangan internasional masih kecil sehingga tidak dapat mempengaruhi harga-harga barang dunia, tingkat suku bunga, dan pendapatan. Sama halnya, seperti developing countries lainnya juga termasuk small open economy. Demikian, developing countries merupakan price takers. Ini tidak seperti negara developed countries yang memiliki karakter large open economy dimana kebijakan-kebijakan pada negara tersebut dapat mempengaruhi harga-harga barang dunia dan pendapatan.
Salah satu keuntungan dari open economy adalah membuka peluang untuk foreign direct investment (FDI) dimana menjadi katalis utama untuk pembangunan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, FDI juga bisa menjadi trigger dalam technology spillovers, membantu pembentukan modal manusia, berkontribusi untuk mengintegrasikan perdagangan internasional, membantu menciptakan sebuah lingkungan bisnis yang lebih kompetitif dan meningkatkan pengembangan usaha. Adapun, selain hanya untuk keuntungan ekonomi, FDI mungkin menolong memperbaiki lingkungan dan kondisi sosial pada negara yang bersangkutan.
Banyak bukti dari studi menyimpulkan bahwa FDI berkontribusi untuk faktor produksi dan pertumbuhan pendapatan pada negara yang bersangkutan, melebihi dorongan dari investasi domestik. Ini dapat bekerja melalui tiga cara: keterkaitan antara FDI dengan foreign trade flows, kelebihan dan eksternalitas lainnya pada sektor bisnis, dan berdampak langsung pada faktor-faktor struktural di negara yang bersangkutan (OECD, 2002).
Hasil Penelitian
Pengujian yang sesuai secara objektif adalah dengan menganalisa kecenderungan dari hubungan antara FDI dan GDP. Untuk mengetahuinya, data GDP dan FDI dapat terlihat pada tabel 1.
Coefficient (1) yang telah diestimasi oleh regression model memiliki time lag 1 sampai 5 yang signifikan secara statistik dimana level of significance berada lebih rendah dari 1 dan 5 persen. Karenanya, FDI merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi GDP, kecuali pada time lag masing-masing 0 dan 6. Tetapi, pengaruh terbesar dari FDI terhadap GDP adalah pada time lag 2. Bagaimanapun, terlihat pada standard error dari coefficient (1) mengindikasikan paling minimum sebagai yang terbaik.
Sama halnya, untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara FDI dan GDP dengan melihat hasil dari coefficient of correlation (R). Seperti diketahui, di dalam lagged regression model ini memiliki satu variabel dependen (GDP) dan satu variabel independen (FDI), hubungannya adalah bi-variate correlation yang sederhana antara kedua variabel tersebut. Pada tabel 2, terlihat bahwa coefficient of correlation (R) pada tingkat tertinggi berada pada time lag 2 yakni sebesar 89,20 persen. Demikian, kekuatan hubungan antara GDP dan FDI pada tingkat tertinggi ketika time lag adalah dua tahun.
Kesimpulan & Rekomendasi
Dari hasil regression lagged model, ini menjadi jelas bahwa FDI memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap GDP. Hubungan antara FDI dan GDP ditemukan sangat signifikan ketika time lag adalah dua tahun karena nilai statistiknya baik. Pada poin tersebut, peningkatan pada FDI sebesar US$ 1 juta akan menyebabkan peningkatan pada GDP sebesar US$ 17,72 juta. Karenanya, ini dapat disimpulkan bahwa FDI menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bagaimanapun, ini membutuhkan periode waktu dua tahun untuk membuat kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi menjadi signifikan.
Artikel ini menunjukkan bahwa FDI berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara signifikan setelah periode waktu dua tahun. Demikian, ada kebutuhan untuk mendapatkan FDI setiap tahun agar supaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia seharusnya memperbaiki iklim investasi untuk foreign capital.dengan menjaga kestabililan politik serta kestabilan ekonomi sepanjang mampu mencegah praktik korupsi.Â
Adapun, dengan memberikan market size yang memadai, kemudahan untuk mengakses ke pasar ekspor, mengembangkan infrastruktur, cost-effectiveness, dan lain sebagainya dapat menarik FDI. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang inovatif dan praktik pemerintahan yang baik sesuai standar internasional dapat membuat Indonesia menjadi destinasi yang lebih disukai untuk foreign capital.
Written by:
 Tomy Zulfikar