Mohon tunggu...
Tomy Saleh
Tomy Saleh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Peminat macam2: agama Islam, knowledge management, human capital, learning & development, kopi, film, mafia, dll, dsb, dst...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pesan dari Era '70-an: Hari Kiamat-nya Black Brothers

9 Juni 2010   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:39 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saya berada di dalam bus kota. Masuklah beberapa orang musisi jalanan. Merekapun memainkan sebuah lagu yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Biasanya para musisi jalanan selalu membawakan lagu-lagu yang sedang terkenal. Tapi kali ini rasanya lain. Saya sendiri mendengarnya dengan acuh tak acuh. Tapi ada satu lirik yang membuat saya tertarik dan ingat yaitu: Bintang jatuh hari kiamat Pengadilan yang penghabisan Beberapa waktu kemudian saya dengar lagi seorang musisi jalanan membawakannya. Kali ini solo. Saya pasang kuping baik-baik. Luar biasa. Syairnya sederhana dan simpel, tapi pesannya cukup dalam. Itu adalah sebuah kritik sosial. Saya searching di Google dan menemukan bahwa itu adalah lagu dari sebuah group band asal Indonesia Timur (Papua dan Sulawesi), "Black Brothers". Band itu cukup populer pada era '70-an. Lagu mereka itu berjudul "Hari Kiamat". Mari kita simak pesan dari syair tersebut yang saya rasa sangat relevan dengan kondisi kekinian kita. Hari Kiamat Di tepi jalan si miskin menjerit Hidup meminta dan menerima Si kaya tertawa berpesta pora Hidup menumpang di kecurangan Sadarlah kau… cara hidupmu Yang hanya menelan korban yang lain Bintang jatuh hari kiamat Pengadilan yang penghabisan Itulah hidup semakin biasa seakan tak pedulikan lagi Tiada kasih bagi yang lemah Disiram banjiran air mata Sadarlah kau cara hidupmu Yang hanya menelan korban yang lain Bintang jatuh hari kiamat Pengadilan yang penghabisan [caption id="attachment_162260" align="aligncenter" width="456" caption="Inilah formasi band Black Brothers"][/caption] [caption id="attachment_162262" align="aligncenter" width="301" caption=""Derita Tiada Akhir" - Album cover Black Brothers"][/caption] Saya rasa saat ini jarang sekali musisi yang mengangkat tema-tema kritik sosial dalam lagu-lagu mereka. Jagad musik kita rasanya lebih banyak berisi kisah cinta yang biasa-biasa saja. Alangkah indahnya bila para musisi kembali menggemakan lagu-lagu kritik sosial yang dikemas dengan rangkaian nada indah. Hal itu akan membuat kita merenung, bukan sekadar terbuai. Inilah musik yang revolusioner. Tomy Saleh. Kalibata. 9 Juni 2010. 09:10WIB *source: mp3sgratis.net, kyantonius.com, dan siliaji.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun