Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Tidak Tahu...

30 Juni 2020   22:30 Diperbarui: 30 Juni 2020   22:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi di atas hanyalah analogi sederhana mengenai pentingnya integritas, sikap professional, ksatria, gentleman, dan bertanggungjawab. 

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan sikap tanggung jawab kita selama ini? Dan bagaimana yang seharusnya di dalam menjalankan peran kita sebagai pemimpin baik di rumah tangga, lingkungan, suatu unit kerja atau minimal sebagai pemimpin untuk diri kita sendiri guna menegakkan sikap bertanggungjawab tersebut.

Seseorang dikatakan sebagai pemimpin, karena ia dianggap mampu untuk memimpin suatu kelompok/team guna melaksanakan serta mempertanggungjawabkan amanat yang diberikan kepadanya.

Bagaimana bisa dikatakan sebagai pemimpin bila kita tidak dapat memberikan teladan kepada orang2 yang kita pimpin melalui sikap tanggungjawabnya? Apa jadinya bila kita sebagai pemimpin lari dari tanggungjawab?

Selain itu, pada hakikatnya, seorang Pemimpin itu merupakan Orang tua, Panutan, sekaligus Guru bagi orang2 atau kelompok yang dipimpinnya. Sebagaimana peran orang tua, ia dituntut untuk mampu membimbing dan mengayomi seluruh anggota keluarganya. 

Selain itu, sebagai pemimpin ia tidak boleh hanya sekedar mengeluarkan perintah/instruksi2 semata, tetapi Ia harus dapat menjadi panutan melalui tindakan nyata dan bukan sekedar kata-kata (Walk the talk & Lead by Example). 

Oleh karena itu, integritasnya tidak boleh diragukan. Ia harus mampu menjadi role model bagi team nya, melalui contoh2 perilaku secara nyata pada setiap perkataan, sikap, perilaku serta perbuatannya. Pemimpin sekaligus merupakan guru bagi kelompoknya, arti "Guru" di sini adalah : Di-gugu dan Di-tiru, artinya : orang yang dipatuhi perintah nya dan diikuti segala perilakunya.

 Tidak dipungkiri bahwa pada saat ini sulit menemukan pemimpin yang teguh didalam menegakkan sikap bertanggungjawab, namun setidaknya kita masing2 harus terus berupaya untuk menanamkan nilai2 tanggungjawab tersebut sejak dini.

Bila setiap individu memiliki komitmen yang kuat di dalam membangun rasa tangggungjawab yang tinggi, dimulai dari hati dan pikiran, kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku yang secara terus menerus dilakukan secara konsisten, maka akan membentuk karakter yang baik.

Itu akan berdampak pada terciptanya budaya tanggungjawab di dalam organisasi, sehingga mampu mendorong perusahaan menjadi organisasi yang unggul karena orang2 yang ada di dalamnya berintegritas dan bertanggungjawab. Dan pada akhirnya ...

"Kualitas seorang pemimpin bukan terletak pada tingginya kedudukan, pangkat atau jabatan yang disandang nya... tetapi tercermin pada keberaniannya dan sikapnya dalam bertanggungjawab atas amanat yang diberikan dan diembannya." Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun