Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minyak dan Air

22 Juni 2020   13:00 Diperbarui: 22 Juni 2020   13:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika kita membaca, melihat dan mendengar berita-berita di media massa baik cetak maupun elektronik ditangkapnya public figure karena fraud i.e. kasus korupsi, narkoba, dan lain-lain, seketika komentar-komentar miring, cibiran pun bermunculan......"lho katanya bersekolah tinggi, katanya berkedudukan tinggi, katanya pimpinan, katanya dari kalangan terhormat, katanya rajin ibadah, katanya...katanya ...dan katanya...tapi kok mencuri, kok korupsi, kok narkoba, kok begini dan begitu ngga sesuai dengan predikat yang disandang, lho kok ngga tercermin pada akhlak budi pekerti dan perbuatannya ya? 

Apa yang salah ya, apa penyebabnya? Kurang kuatnya benteng keimanan penyebab utamanya! 

Keimanan yang lemah membuat diri kita mudah tergelincir, menjadi serakah, pongah, kurang sabar, tidak tahan godaan dan kurang bersyukur. Mengapa hati/Iman? semua hal yang kita lakukan berawal dari Hati sebagai kendala dan kendali nya. 

Diri kita sangatlah dipengaruhi oleh apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita makan, dengan siapa kita bergaul dan lingkungan dimana kita berada. Pengendali dan penyaringnya adalah hati dan akal kita. 

Lantas bagaimana solusinya? 

Agar hati tetap bersih dan bercahaya kita perlu menjaga dan memeliharanya dengan baik. secara berkala harus dibersihkan dengan kegiatan ritual ibadah, evaluasi dan introspeksi diri, kemudian menghiasinya dengan amal ibadah dan secara periodic diberikan nutrisi hati yaitu dengan "mengkonsumsi" hal yang dapat memperkaya hati dan meningkatkan motivasi, misalnya memperbanyak ibadah, mengisi diri dengan ilmu pengetahuan, dll. 

Hati kita bila tidak dijaga dan dipelihara kesehatan dan kebersihannya, hati kita akan mudah berdebu, kotor, berkerak dan akhirnya rusak dan akan mengeras seperti batu hingga akhir sulit untuk menerima hal-hal yang positif dan sulit untuk membedakan mana yang baik dan buruk, yang halal dan yang haram, dst.

Ajaran agama dan ilmu pengetahuan yang kita peroleh hendaknya terefleksi pada lisan, sikap dan perilaku kita sehari-hari secara bijak dan santun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun