Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Jangan) Pilih Saya...

20 Juni 2020   11:39 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hakekatnya pemimpin itu ditunjuk dan bukan minta untuk ditunjuk. 

Ia ditunjuk karena Integritas, Reputasi (Track Record) dan Akhlak Budi Pekerti serta Kemampuannya.

Orang lain hanya percaya dengan apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan atau janjikan...

Artikel ingin mengajak kita untuk berhati-hati sebelum tampil menjadi pemimpin.

"Pa, tadi di sekolah aku ditunjuk jadi salah satu kandidat ketua OSIS. Kata Pak guru, ada 3 pasang kandidat. minggu depan, masing-masing pasangan kandidat diminta untuk kampanye dan menyampaikan program-programnya". "Waah..hebat, bagus nak. terus apa yang akan kamu buat dan lakukan?". Iya pa, apa ya program2 yang bagus supaya terpilih. "nak, papa mau cerita dan saran... menjadi pemimpin itu berat tanggung jawabnya. Tidak sekedar pencitraan, posisi, kewenangan, ataupun gengsi semata saja, nak. 

Tetapi ingatlah, seorang pemimpin harus mampu menjaga kepercayaan dan amanah yang diberikan kepadanya, tugas pemimpin itu adalah melayani dan bukan sebaliknya. Seorang pemimpin juga merupakan guru bagi orang-orang yang dipimpinnya, ia mampu mencetak pemimpin2 baru yang lebih hebat dari dirinya. 

Makna "Guru" dalam bahasa Jawa yaitu di-gugu (Dipatuhi nasehat2nya) dan di-tiru (ia menjadi teladan, contoh, role model) bagi orang-orang yang dipimpinnya tersebut. 

Jangan pernah minta kita untuk dijadikan pemimpin karena pada hakekatnya pemimpin itu ditunjuk bukan minta ditunjuk. Jadi beda ya nak. kalo seseorang minta ditunjuk sebagai pemimpin bisa jadi ada kemungkinan ia memiliki kepentingan tertentu, mungkin kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan berbagai cara, ia akan berupaya agar ia terpilih menjadi pemimpin. 

Maksudnya bagaimana pa, "ditunjuk"? ya nak, ditunjuk itu artinya orang-orang respect dan percaya kepada orang tersebut, baik karena sikap dan perilakunya baik, ia bertanggungjawab, pengalaman dan kemampuannya mumpuni, dimana ia dapat membuat perubahan yang lebih baik dan memberi warna (bukan membeli warna) pada lingkungan yang dipimpinnya. 

"Lha, terus pa, apa bedanya sih istilah pimpinan dan pemimpin?" Oooh, pimpinan itu adalah orang yang menduduki suatu posisi di dalam sebuah organisasi, institusi, perusahaan, dll yang ditunjuk secara formal melalui proses dan mekanisme yang berlaku di organisasi atau institusi tersebut. Oleh karena itu, ada perbedaan istilah antara Boss dengan Leaders, nak. 

Seorang pimpinan belum tentu ia seorang pemimpin, demikian juga sebaliknya seorang pemimpin belum tentu ia seorang pimpinan. Alangkah baiknya bila kita menjadi pimpinan yang juga pemimpin, ia bijak dan menjadi guru bagi orang-orang yang dipimpinnya. Ia mendorong tercapainya kesuksesan bersama. Ia harus bisa menjadi Teladan dan Role Model yang baik, bukan sekedar pencitraan tetapi nyata dalam cara pikir, tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan2nya yang dapat dipertanggungjawabkan. 

"Ternyata tugas pemimpin itu berat dan tidak mudah ya, pa?! Oya pa, kalo begitu aku ngga salah ya ikut pemilihan ketua OSIS, kan yang menunjuk guru di sekolah? Iya nak, boleh2 saja untuk belajar kepemimpinan dan belajar berkompetisi secara sehat. Tetapi nanti dalam berkompetisi lakukanlah dengan cara2 yang proper, fair dan sportif ya. 

Buatlah perubahan yang baik untuk teman2 dan lingkungan sekolahmu ya. Ingat, hindari terlalu banyak janji, tetapi perlihatkan komitmen, karya dan hasil nyata ya nak. "Tapi pa... bagaimana seandainya ngga terpilih?" Oh, ya ngga apa2 tho nak, hal tersebut biasa dan wajar dalam kompetisi, tentu ada yang menang dan yang kalah. 

Terpilih atau tidak, menang atau kalah bukan itu tujuan utamanya. "Yang penting lakukanlah segala sesuatunya dengan baik dan benar, itu membentuk karakter dan jati diri kita serta akan menjadi pengalaman berharga. "Menang atau kalah, bersikaplah biasa saja. 

Jika menang ya tidak perlu berbangga diri apalagi jumawa, demikian pula bila kalah hendaknya hendaknya tidak berkecil hati tetapi mendukung yang menang untuk mencapai hasil terbaik untuk kemajuan bersama ya. "Baik Pa. Terima kasih ya pa. 

Percakapan antara seorang ayah dan putranya yang remaja di atas, menjadi hal menarik memaknai arti di balik menjadi seorang pemimpin yang prosesnya harus dibangun sejak dini. 

Pada hakekatnya kita semua adalah pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin bagi diri sendiri. 

"Orang lain tidak akan percaya pada apa yang kita katakan. Orang lain hanya akan percaya dengan apa yang kita lakukan". 

Sederhana dalam kata, kaya dan nyata dalam karya, ber-AKHLAK BUDI PEKERTI". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun