Ada sesuatu yang patut dikaji lebih dalam di sana, bahwa segala perubahan itu dimulai dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lahirnya manusia-manusia terdidik, terampil, dan produktif telah mampu menciptakan kesejahteraan dan pertumbuhan yang tidak main-main. Pada konteks ini, China dan India sukses mengadaptasi dan membaca kecenderungan perubahan dunia dan berbagai peluang di dalamnya. Kemudian, secara konsisten, menerapkan strategi dan skenario pembangunan peradaban jangka panjangnya dengan memosisikan pembangunan manusia sebagai fokusnya.
Orientasi masa depan
Merujuk pada pandangan Koentjaraningrat tentang mentalitas pembangunan, ada poin penting di sana yang dapat dijadikan pegangan, bahwa mentalitas pembangunan memerlukan suatu tinjauan jauh ke depan (bayangan ke depan, menurut Koentjaraningrat) tentang konsepsi masyarakat yang ingin dicapai. Sampai di sini, ada pesan penting Koentjaraningrat yang perlu dicatat, bahwa setiap manusia Indonesia perlu memiliki entitas nilai untuk selalu berusaha mampu berorientasi ke depan. Sehingga, benar-benar mampu membuatkan kemajuan-kemajuan penting yang menjadi janji dalam UUD 1945.
Dengan kata lain, Indonesia perlu membuat konsepsi masa depan yang akan dijangkau oleh skenario pembangunannya—yang tentunya memasukkan skenario pemberantasan korupsi sebagai bagian penting—secara simultan dengan pembangunan ekonomi, politik, sains dan teknologi, serta aspek-aspek kebudayaan lain. Ini sekaligus menjadi kritik atas skenario penanganan korupsi, yang sampai saat ini, bersifat sementara, parsial, dan tanpa arah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H