Mohon tunggu...
Tomy Ishak
Tomy Ishak Mohon Tunggu... -

Penulis Lepas,Pegiat Lingkar Studi Ilomata. Profil selengkapnya bisa dilihat di http://tomyishak.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korupsi dan Skenario (Masa Depan) Kebudayaan Kita

8 Januari 2012   15:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada sesuatu yang patut dikaji lebih dalam di sana, bahwa segala perubahan itu dimulai dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lahirnya manusia-manusia terdidik, terampil, dan produktif telah mampu menciptakan kesejahteraan dan pertumbuhan yang tidak main-main. Pada konteks ini, China dan India sukses mengadaptasi dan membaca kecenderungan perubahan dunia dan berbagai peluang di dalamnya. Kemudian, secara konsisten, menerapkan strategi dan skenario pembangunan peradaban jangka panjangnya dengan memosisikan pembangunan manusia sebagai fokusnya.

Orientasi masa depan

Merujuk pada pandangan Koentjaraningrat tentang mentalitas pembangunan, ada poin penting di sana yang dapat dijadikan pegangan, bahwa mentalitas pembangunan memerlukan suatu tinjauan jauh ke depan (bayangan ke depan, menurut Koentjaraningrat) tentang konsepsi masyarakat yang ingin dicapai. Sampai di sini, ada pesan penting Koentjaraningrat yang perlu dicatat, bahwa setiap manusia Indonesia perlu memiliki entitas nilai untuk selalu berusaha mampu berorientasi ke depan. Sehingga, benar-benar mampu membuatkan kemajuan-kemajuan penting yang menjadi janji dalam UUD 1945.

Dengan kata lain, Indonesia perlu membuat konsepsi masa depan yang akan dijangkau oleh skenario pembangunannya—yang tentunya memasukkan skenario pemberantasan korupsi sebagai bagian penting—secara simultan dengan pembangunan ekonomi, politik, sains dan teknologi, serta aspek-aspek kebudayaan lain. Ini sekaligus menjadi kritik atas skenario penanganan korupsi, yang sampai saat ini, bersifat sementara, parsial, dan tanpa arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun