Pada prinsipnya logika “agung” itu tidak dapat disalahkan. Namun, logika adalah barang yang dapat “menari” seluas-luasnya dalam pendulum yang kontinum. Logika dapat saja “bablas” dan tak mampu membelah mana yang benar dan salah. Pun, logika dapat melakukan lompatan yang di luar kontrol dan tidak tahu lagi kemana “jalan pulang”. Jika sudah semacam itu, maka kita juga tak dapat menyalahkan logika seorang guru di Jakarta dalam menilai kasus AAL lewat ungkapan, “this is insane”. Sebuah ungkapan yang semakin menyadarkan bahwa perangkat hukum kita telah dijalankan dengan sangat amburadul dan benar-benar “gila”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H