Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gue Cina, Kenapa? Masalah Buat Elu?

26 Mei 2015   12:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35 3789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata “Cina” pun sebenarnya di era Soeharto. Banyak warga pribumi yang mengejek warga keturunan dengan sebutan “Cina” dengan tekanan kata yang meninggi. Bersyukur, di era presiden SBY, kata “Cina” diganti “Tionghoa” untuk orang, dan “Tiongkok” untuk negara.

Jangan lupakan sejarah. Banyak pahlawan dari etnis China yang berjasa merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari kaum penjajah. Mereka berkorban untuk tanah kelahiran mereka, yaitu Indonesia. Orang China sudah merupakan bagian dari bumi Indonesia.

Dikatakan keturunan China, karena berasal atau dilahirkan dari orangtua yang memang berasal dari daratan China yang berimigrasi ke tanah Indonesia untuk berbisnis, mencari uang, dan bekerja di Indonesia. Indonesia adalah tanah yang subur untuk hidup. Dan karena merekalah Indonesia menjadi seperti sekarang ini. Kita harus akui itu.

Penetapan warga negara Indonesia karena dua hal. Secara “de Facto” dan “de Jure”. de Facto karena memang dilahirkan dibesarkan di Indonesia. de Jure karena telah mengajukan diri untuk menjadi warga negara Indonesia, dan disahkan oleh sidang pengadilan dan ditetapkan secara sah menjadi warga negara Indonesia.

Pertanyaan, apa yang salah dengan orang-orang China di Indonesia? Mereka lebih bangga disebut orang Indonesia daripada disebut “Cina”. Justru pemerintah Indonesia sendiri yang membeda-bedakan antara pribumi dan non pribumi China, bahkan orang-orang keturunan China dijadikan komoditas bagi oknum pemerintahan dalam mengurus surat-surat atau dokumen-dokumen. Misalnya membuat paspor, akan dipersulit, atau dipermudah tergantung berapa banyak uang yang dibayarkan. Alasan klasik, data kurang lengkap sehingga tidak bisa diproses. Nah untuk melengkapi surat pun, terbentur lagi oleh ketentuan lain. Terus begitu sampai akhirnya uang yang berbicara.

Sudahlah... jangan lagi mengatakan “Pribumi” atau “Cina”. Kita semua sama. Warga Negara Indonesia. Kita cinta Indonesia.

Bukan salah bunda mengandung. Tidak ada yang mau dilahirkan sebagai ini, sebagai itu. Semua karena ciptaan yang Mahakuasa.

“Emang kalo gue Cina, kenapa? Masalah buat elu?”

(1)http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Hasan

(2)http://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Tjoe_Tat

(3)https://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun