Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

SNMPTN 2015 – yang Untung dan yang Buntung

10 Mei 2015   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1431257851469961451
1431257851469961451

Hasil SNMPTN 2015 baru saja keluar baik melalui online di laman http://snmptn.ac.id sore hari maupun melalui surat kabar keesokan harinya. Banyak yang gembira dan ada pula yang sedih karena namanya tidak masuk dalam daftar.

Ada hal yang menarik sekaligus mengusik perhatian saya dalam pengumuman hasil SNMPTN tahun ini. Bagaimana tidak, anak saya dan tentu saja saya sebagai orangtua yang berharap agar bisa diterima di perguruan tinggi negeri ternyata harus gigit jari. Setelah berharap dengan membuka laman SNMPTN sejak pagi hari (siapa tahu ada bocoran), dan siap-siap bergembira melompat girang, namun nama anak saya tidak lolos dalam SNMPTN tersebut! Saya hanya bisa berkata kepada anak saya, “Sabar ya nak, kamu belum beruntung!”

Kenapa saya katakan belum beruntung? Memangnya kuliah itu seperti judi, harus ada untung rugi? Setidaknya itu yang menjadi pemikiran saya. Tapi maaf ini bukan melecehkan arti kuliah, apalagi di perguruan tinggi negeri (PTN) yang ternama. Ini pengamatan pribadi saya.

Saya mengkategorikan penerimaan SNMPTN menjadi tiga, yaitu “memang pintar”, “memang beruntung”, dan “untung-untungan”. Begini perhitungannya.

Pendaftaran SNMPTN diperuntukkan bagi siswa SMA dan sederajat lulusan tahun 2013, 2014, dan tahun 2015 ini. Setiap universitas memberi jumlah kuota untuk setiap program studi (prodi). Dan ini diperebutkan oleh ratusan ribu siswa lulusan SMA. Dari hasil seleksi “ketat” maka muncullah nama-nama yang berhak lolos dan menjadi mahasiswa baru di PTN.

Kategori pertama, “memang pintar”, adalah bagi siswa yang memang benar-benar pintar secara akademik. Nilai rapor dari semester I hingga semester V jauh di atas rata-rata. Dan ini memang menjadi prioritas utama bagi panitia SNMPTN. Dan akhirnya mereka memang lolos seleksi dan diterima.

Kategori kedua, “memang beruntung”, adalah mereka yang lahir antara tahun 1995 – 1997. Panitia mengutamakan para siswa yang umurnya paling tua dahulu baru kemudian ke yang lebih muda, dan berdasarkan nilai rapor di atas rata-rata atau pas rata-rata. Dan mereka yang usianya lebih tua, beruntung bisa lolos dan masih dalam sisa kuota setiap prodi yang tersedia . Nah, kasihan mereka yang lahir di ujung tahun 1997, walaupun nilai rapor di atas rata-rata, mereka akan “tersingkir”. Dan ini terjadi pada anak saya. Anak saya lahir di bulan Oktober 1997. Nilai rapor pun cukup bagus, dan mendaftar di prodi yang sesuai pula dengan bidang studi SMAnya. Makanya saya bilang, “Sabar ya Nak, kamu belum beruntung!”

Kategori ketiga, “untung-untungan”. Ini memang sedikit kocak dan nyeleneh menurut pikiran saya. Kategori ini adalah mereka yang lolos dan diterima di PTN yang prodinya “kurang diminati” kebanyakan siswa. Contoh, anak teman saya lolos dan diterima di Universitas Indonesia (UI), program studi Teknik Elektro. Atau di Universitas Sumatera Utara (USU), program studi Teknik Informatika. Dalam pikiran saya, “Jelas aja mereka diterima, prodinya aja kurang greget atau dikenalatau bukan unggulan di PTN tersebut. Maaf, koreksi jika saya salah. Setahu saya, prodi Teknik Elektro yang terkenal adalah yang ada di Universitas Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Prodi Teknik Informatika, kita semua tahu, jagonya adalah Universitas Bina Nusantara (Ubinus).

Bisa saja, pada awalnya para siswa tersebut tadinya memang “untung-untungan” atau iseng-iseng mendaftar di prodi yang agak “unik”, bukan prodi unggulan, dan sengaja memilih PTN yang jauh dari kota tempat tinggalnya. Namun ternyata mereka lolos dan diterima! Jangan kaget pula mereka akan “dipaksa” kuliah dengan prodi tersebut walaupun sebenarnya mereka tidak cocok atau bukan bidangnya, atau mereka meninggalkan kuliahnya, daripada tersiksa belajar dengan bidang studi yang tidak disukainya.

Nah... bagi yang belum lolos SNMPTN, jangan menyerah! Masih ada tahap kedua yaitu SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk PTN) melalui ujian tertulis yang akan dilaksanakan pada 9 Juni 2015, bersamaan dengan verifikasi pendaftaran ulang peserta SNMPTN. Pendaftaran online SBMPTN 2015 dibuka mulai 11 – 29 Mei 2015.

Untuk lebih lanjut, dapat melihat di laman resmi SBMPTN 2015, https://sbmptn.or.id/ di sana lengkap termasuk jadwal dan tata cara pendaftaran.

Masih ada kesempatan untuk kalian diterima di PTN kebanggaan kalian. Salam sukses untuk adik-adik semua. Tuhan memberkati kalian!

(Sekali lagi, ini hanya pemikiran pribadi saya, tidak bermaksud melecehkan PTN dan prodi tertentu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun