Mohon tunggu...
Tommy TRD
Tommy TRD Mohon Tunggu... Penulis - Just a Writer...

Jumpa juga di @tommytrd

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berdikarilah Indonesia

23 Mei 2020   05:35 Diperbarui: 23 Mei 2020   06:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang memperkirakan Covid-19 belum akan hilang dalam dua tahun ke depan. Sebuah prediksi yang tentunya merubah kondisi mental dan spiritual kita selaku umat manusia. Satu sisi life must goes on, tapi di sisi lain ada kemungkinan kita semua harus beradaptasi dengan yang namanya kondisi new normal. Kondisi yang aneh, yang berbeda, tapi menjadi standar baru. Menjadi kenormalan baru.

Sama dengan kehidupan individu, kehidupan bernegara dan berpemerintahan pun begitu. Ada standar-standar baru. Baik dari segi pelaksanaan tata keloka, tata protokol dan tentu juga tata anggaran. Jujur saja, belum ada satu pun dari kita, dari setiap elemen bangsa yang benar-benar siap dengan new normal ini. Belum masyarakatnya, belum pemerintah daerahnya dan belum pemerintah pusatnya. Dan ini berlaku pada setiap negara di dunia.

Entah berapa persen tingkat penurunan kualitas kesehatan kita, entah berapa persen turunnya pembangunan kita, dan entah berapa persen turunnya perekonomian kita. Entah hal positif apa yang akan meningkat. Tapi semoga tetap ada. Bukankah dalam kesulitan ada kemudahan ?

Indonesia selalu gagal dalam mengisolasi dirinya dalam kondisi normal. Karena ada begitu banyak kepentingan. Ada begitu banyak lobi-lobi dan sebagainya. Mungkin kondisi new normal ini akan membuat Indonesia mau tidak mau akan mengisolasi dirinya sendiri. Mengurangi ketergantungan terhadap dunia luar. Demi kebaikan bersama. Karena semua negara pun sepertinya akan melakukan hal yang sama. Minimal terhadap kebutuhan-kebutuhan sekunder negaranya. Demi keamanan negaranya dari penyebaran Covid-19.

Thailand yang kaya akan produk pertanian, akan mengurangi ekspor produknya, karena sebagai negara berdaulat, mereka tentu lebih mengutamakan kebutuhan rakyat dalam negerinya. Rusia yang kaya dengan energi juga bukan tidak mungkin mengurangi komposisi ekspor gasnya. Lagi-lagi untuk menyiapkan cadangan kebutuhan dalam negeri. 

Indonesia mungkin bisa memulai untuk menginventarisir komoditi yang bisa dihasilkan sendiri. Bergantung kepada impor saat ini jelas beresiko. Katakan pun kita memiliki uang untuk mengimpornya, bisa jadi komoditinya yang tidak tersedia. Maka inilah saatnya untuk memulai berdikari.

Dalam sektor kebutuhan primer seperti pangan, Indonesia mungkin tidak akan terlalu kerepotan. Indonesia mendapatkan berkah dari Allah SWT, sehingga memenuhi semua persyaratan untuk bercocok tanam dengan subur. Sebut saja, tanahnya, airnya, sinar mataharinya, Indonesia punya banyak. 

Para petaninya pun adalah petani yang tekun dan teruji. Pemerintah tinggal memberikan mereka ruang untuk bergerak, umpan yang matang, maka mereka tidak akan berhenti mencetak gol. Panen mereka akan fenomenal.

Dalam sektor Industri, semoga moment isolasi ini akan menjadi berkah bagi Krakatau Steel. Dirutnya punya track record luar biasa. Lagi-lagi pemerintah hanya tinggal memberikan ruang gerak dan umpan matang, maka Krakatau Steel yang BUMN itu bisa merajai pasar baja dalam negeri. Toh yang akan kaya Indonesia juga.

Energi, Indonesia juga punya banyak sumbernya. Walaupun sekarang mungkin banyak yang dikelola asing, seharusnya pandemi Covid-19 ini bisa menjadi pelajaran bahwa sebodoh-bodohnya kita dalam menata rumah, masih lebih baik daripada meminta orang untuk tinggal dan mengelola rumah kita. Karena tidak selamanya kita bisa berdagang, tidak selamanya kita bisa meminta bantuan. Berdikari masih tetap opsi terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun