Mohon tunggu...
tommy tindo
tommy tindo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa psikologi dengan minat membaca buku dan berjalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hate Speech terhadap JLo di Tahun 2024, Sebuah Tinjauan

26 Oktober 2024   22:11 Diperbarui: 26 Oktober 2024   23:51 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2: Thumbnail video hate speech terhadap JLo (Sumber tangkap layar youtube pribadi)

Di tahun 2024, Jennifer Lopez (JLo) menghadapi gelombang kebencian yang meningkat di media sosial, dipicu oleh beberapa faktor terkait kehidupan profesional dan pribadinya. Beberapa pengguna media sosial mengejek proyek-proyek terbarunya, seperti album This Is Me...Now dan film terkait, yang dianggap kurang berhasil dan tidak autentik. 

Selain itu, banyak kritik berpusat pada bagaimana Lopez terus merujuk masa kecilnya di Bronx dalam narasi publik, yang dianggap sebagian orang sebagai usaha yang berlebihan untuk terlihat relatable, terutama mengingat status selebritas dan kekayaannya saat ini. 

Hate speech ini kemudian merembet kepada kemampuan vokal Jlo, yang selama ini sudah menjadi rahasia umum bahwa kemampuan vokal Jlo dibawah rata-rata vokalis wanita lain. 

Bahkan gosip lama yang menyatakan bahwa Jlo mencuri vokal dari penyanyi lain dan dimasukkan ke dalam lagu-lagunya, mulai kembali heboh dibicarakan. Hal ini pula yang memicu anggapan bahwa kariernya dibangun di atas manipulasi dan pengelabuan publik.

Gambar 2: Thumbnail video hate speech terhadap JLo (Sumber tangkap layar youtube pribadi)
Gambar 2: Thumbnail video hate speech terhadap JLo (Sumber tangkap layar youtube pribadi)

Awal Mula Hate Speech 

Pada 2024, Jennifer Lopez mengalami kegagalan besar dengan album dan film terbarunya This Is Me... Now. Album tersebut, yang sangat dinanti sebagai kelanjutan dari This Is Me... Then (2002), hanya mencapai posisi ke-38 di Billboard dan segera terlempar dari chart, memaksa Lopez membatalkan promosi dan tur yang direncanakan. 

Di sisi lain, film yang menyertai album ini menuai kritik pedas karena dianggap berantakan dan sulit dipahami, meskipun memiliki ambisi artistik tinggi. Film tersebut, yang memadukan elemen biopik, musikal, dan terapi, justru membuat banyak penonton bingung. 

Adegan-adegan seperti sesi terapi dengan Fat Joe dan penampilan cameo dari berbagai selebritas seperti Post Malone dan Neil deGrasse Tyson juga dikritik sebagai terlalu “eksentrik” dan tidak relevan dengan cerita utama. Berangkat dari kegagalan album lagu dan filmnya, gelombang kebencian atau hate speech terhadap JLo mulai berkembang ke hal-hal lain seperti perceraian dan kemampuan vokalnya. 

Gambar 3: JLo album cover (Sumber: Spotify)
Gambar 3: JLo album cover (Sumber: Spotify)

Penyebab Hate Speech

Perceraian Jennifer Lopez dan Ben Affleck pada 2024 memicu gelombang hate speech di media sosial terhadap JLo. Banyak netizen menuduhnya tidak mampu mempertahankan hubungan, mengingat sejarah pernikahannya yang sebelumnya gagal. 

Mereka menganggap Lopez sebagai sosok yang "gagal dalam cinta" dan menyindirnya sebagai artis yang lebih mementingkan karier daripada keluarga.

Di samping itu, publik merespon negatif karena merasa hubungan Lopez dan Affleck hanya sekadar pencitraan. Beberapa komentar di media sosial menyatakan bahwa kembalinya "Bennifer" hanya dimaksudkan untuk menarik perhatian media, sehingga ketika pernikahan mereka berakhir, kekecewaan berlipat ganda. Kritikan ini diperparah oleh citra glamor Lopez, yang dianggap memicu ketidaksukaan di kalangan netizen. 

Selain itu, keputusan Lopez untuk mengajukan gugatan cerai tepat pada hari ulang tahun pernikahan mereka juga menimbulkan spekulasi bahwa ia kurang tulus dalam pernikahannya, yang semakin memperkuat serangan hate speech terhadapnya di berbagai platform daring.

Gambar 3: Pernikahan JLo dan Ben Affleck/Tribune India
Gambar 3: Pernikahan JLo dan Ben Affleck/Tribune India

Perseteruan antara Jennifer Lopez dan Mariah Carey berawal dari keterlibatan Tommy Mottola, mantan suami Mariah sekaligus eksekutif Sony Music. Pada 2001, Carey sedang mempersiapkan proyek besar, termasuk film dan album Glitter, di mana ia awalnya berencana menggunakan sampel lagu “Firecracker” dari Yellow Magic Orchestra untuk singelnya, Loverboy. 

Namun, Mottola diduga sengaja memberikan sampel yang sama kepada Lopez untuk digunakan dalam lagu “I’m Real”, memicu tuduhan sabotase.

Situasi semakin memanas ketika remix I’m Real versi Ja Rule dirilis lebih dulu dan menjadi hit besar. Padahal, Carey sebelumnya telah bekerja sama dengan Ja Rule untuk proyek serupa, tetapi kemudian terpaksa mengganti konsep lagunya akibat intervensi tersebut. Hal ini membuat Loverboy kehilangan momentum dan memaksa Mariah untuk merombak materi musiknya.

Ketegangan semakin terlihat ketika Carey secara tersirat melemparkan sindiran ikonik "I don’t know her" saat ditanya tentang Lopez dalam sebuah wawancara. Frasa ini berkembang menjadi meme populer, memperkuat persepsi bahwa hubungan keduanya penuh dengan persaingan sengit dan ketidaksukaan satu sama lain.

Gambar 4: Meme I Don't Know Her (Sumber: https://hellobeautiful.com)
Gambar 4: Meme I Don't Know Her (Sumber: https://hellobeautiful.com)

Jennifer Lopez juga menghadapi tuduhan mencuri vokal dari sejumlah artis dalam beberapa lagu terkenalnya. Salah satu kasus paling menonjol melibatkan Ashanti, yang suaranya digunakan dalam lagu "I'm Real" dan "Ain't It Funny" tanpa kredit yang jelas. 

Ashanti awalnya menyanyikan demo untuk kedua lagu ini sebelum akhirnya Lopez merekam versinya, tetapi banyak bagian dari vokal asli Ashanti tetap digunakan dalam versi final.

Selain Ashanti, Christina Milian juga terlibat dalam kontroversi ketika vokalnya muncul di lagu "Play." Meskipun Milian adalah penulis lagu tersebut, beberapa vokalnya tetap digunakan tanpa klarifikasi yang memadai bahwa itu bukan suara Lopez. Kasus serupa terjadi dengan Brandy, di mana lagu "Ryde or Die" yang awalnya ditulis dan dinyanyikan Brandy digunakan oleh Lopez dengan vokal Brandy masih terdengar di beberapa bagian.

Usher juga terlibat dalam kontroversi ini ketika Lopez merekam "Get Right," yang berbagi beat dengan lagu Usher yang tidak dirilis berjudul "Ride." Usher kemudian menyatakan kekecewaannya karena lagunya diambil alih tanpa persetujuan yang jelas.

Gambar 5: JLo vs Ashanti (Sumber: https://dailymedia.com.gr)
Gambar 5: JLo vs Ashanti (Sumber: https://dailymedia.com.gr)

Jennifer Lopez juga menghadapi kontroversi terkait penggunaan vokal penyanyi latar tanpa kredit jelas dalam beberapa lagunya. Salah satu contohnya adalah Natasha Ramos, yang menyanyikan demo untuk lagu "Jenny from the Block." Banyak bagian vokal Ramos tetap digunakan dalam versi akhir, tetapi tidak disebutkan sebagai vokalnya.

 Kontroversi ini menyoroti ketidaktransparanan kredit di industri musik dan memperkuat kritik bahwa beberapa kesuksesan Lopez didukung oleh kontribusi vokal yang tidak mendapat pengakuan layak.

Memverifikasi Kebenaran Hate Speech Terhadap JLo

Bagi pembaca, penting untuk tidak langsung menerima klaim atau narasi yang tersebar secara daring tanpa verifikasi. Untuk memvalidasi informasi, publik dapat mengakses wawancara asli Lopez atau sumber resmi yang dapat menjelaskan konteks masalah, seperti media terkemuka yang menyajikan wawancara langsung. 

Setelah tersebar berita peceraiannya, Jennifer Lopez dan Ben Affleck mengeluarkan pernyataan resmi terkait perceraian mereka, yang mencerminkan pandangan berbeda. 

Lopez menyatakan bahwa ia "kecewa dan sedih" atas perpisahan ini, namun menegaskan bahwa dirinya sudah "selesai menunggu" komitmen dari Affleck. Lopez menekankan prioritasnya adalah anak-anak dan melanjutkan hidupnya secara mandiri.

Di sisi lain, Affleck memberikan pernyataan singkat yang berfokus pada kepentingan keluarga dan menjaga hubungan baik demi anak-anak mereka. Ia menghindari konflik publik dan menekankan pentingnya privasi selama masa transisi ini.

 Perbedaan nada dalam pernyataan mereka mencerminkan dinamika yang rumit di balik pernikahan mereka dan bagaimana keduanya memilih fokus pada jalan masing-masing setelah perpisahan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hate speech terhadap JLo yang bersumber dari perceraiannya di tahun 2024 adalah tidak benar.

Hate speech kedua yang harus diluruskan adalah mengenai pencurian melodi lagu Firecracker yang sebelumnya sudah digunakan oleh Mariah Carey namun kemudian digunakan oleh JLo untuk lagunya I'm Real. Kontroversi pencurian melodi "Firecracker" oleh Jennifer Lopez berasal dari klaim Mariah Carey dalam biografinya, The Meaning of Mariah Carey. 

Mariah menulis bahwa ia awalnya memilih sampel lagu “Firecracker” untuk singel Loverboy, namun Tommy Mottola, mantan suaminya dan eksekutif Sony Music, diduga sengaja memberikannya kepada Lopez untuk lagu "I'm Real" demi mengganggu proyek Glitter milik Mariah.

Komposer asli "Firecracker," Yellow Magic Orchestra, mengonfirmasi bahwa Mariah Carey memang lebih dulu meminta lisensi sampel tersebut, tetapi Lopez dan timnya berhasil merilisnya lebih cepat. 

Hal ini memaksa Mariah mengganti sampelnya dengan lagu “Candy” dari Cameo agar Loverboy tetap bisa dirilis. Kasus ini memperkuat tuduhan sabotase yang membuat perseteruan antara Mariah dan Lopez semakin sengit. 

Mariah Carey pun mengkonfirmasi kebenaran berita ini dengan merilis versi asli lagu Loverboy yang menggunakan sample melody Firecracker di dalam album kompilasinya. Sehingga dapat disimpulkan untuk hate speech akibat lagu ini memiliki kebenaran walaupun hanya bersifat sebagian, karena Jennifer Lopez sendiri tidak memutuskan untuk menggunakan melodi lagu tersebut, namun produsernya yang memutuskan hal tersebut. 

Gambar 6: JLo vs Mariah (Sumber: Youtube TheAnalogJunkies )
Gambar 6: JLo vs Mariah (Sumber: Youtube TheAnalogJunkies )

Seperti telah dinyatakan diatas, hate speech terhadap JLo atas pencurian vocal Ashanti dan Christina Millian sudah dikonfirmasi baik oleh Ashanti dan Christina Millian.

  Ashanti mengonfirmasi bahwa suaranya digunakan dalam remix "I'm Real" dan "Ain't It Funny" tanpa kredit resmi, karena ia awalnya merekam demo lagu-lagu tersebut sebelum Lopez mengambil alih proyeknya. 

Christina Milian juga mengungkapkan bahwa beberapa vokalnya tetap terdengar dalam lagu "Play," meskipun Lopez merilisnya sebagai lagunya sendiri. Dalam wawancara, Milian menyatakan bahwa saat itu lagu tersebut diberikan kepada Lopez, dan sebagian besar vokal referensinya tidak diganti dalam versi akhir. 

Kedua penyanyi menyoroti praktik industri yang sering kali tidak memberikan kredit layak kepada vokalis demo atau penulis asli. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hate speech ini terbukti benar sebagian karena vocal kedua penyanyi tersebut benar-benar ada didalam lagu JLo namun tidak diberi pengakuan yang seharusnya mereka dapatkan. 

Namun demikian, keputusan untuk memasukkan vocal penyanyi lain dalamlagu JLo kemungkinan besar diputuskan oleh produser lagu tersebut, sementara JLo adalah penyanyi yang menyanyikan lagu saja, tidak termasuk pihak yang memutuskan kreativitas untuk lagu itu.

Untuk hate speech terakhir yang diterima oleh JLo, yaitu pencurian vokal penyanyi latar yang kurang terkenal, Natasha Ramos, sang penyanyi latar, baru-baru ini mengungkapkan melalui TikTok bahwa vokalnya digunakan dalam lagu "Jenny from the Block" milik Jennifer Lopez, tanpa mendapatkan pengakuan yang layak. 

Ramos menyatakan bahwa suara latar dan beberapa ad-lib yang terdengar dalam lagu tersebut sebenarnya adalah miliknya. Ia juga mengklaim bahwa produser album tersebut menurunkan volume vokal Lopez dan menggunakan sebagian besar rekamannya dalam final track.

Dalam video TikTok, Ramos menyebutkan bahwa tertawa dan beberapa bagian ad-lib ikonik di lagu itu adalah hasil suaranya, termasuk frasa terkenal "from the Bronx." Meskipun dia tidak mendapatkan kredit resmi, Ramos tetap teguh pada klaimnya bahwa kontribusinya signifikan dalam menciptakan nuansa asli lagu tersebut. 

Sehingga, Natasha Ramos benar menyanyikan lagu milik JLo di rekaman dan tidak mendapat apresiasi dan pengakuan. Namun kembali lagi, kemungkinan besar ini adalah keputusan produser lagu tersebut, bukan JLo sebagai penyanyi.

Gambar 7: Natasha Ramos (Sumber Tik Tok app)
Gambar 7: Natasha Ramos (Sumber Tik Tok app)

Kesimpulan 

Hate speech yang menuduh JLo caper dengan cara bercerai dari Ben Affleck terbukti tidak benar dengan adanya joint statement dari mereka berdua. Secara objektif, tuduhan bahwa Lopez bergantung sepenuhnya pada penyanyi latar dalam kariernya memang telah lama diperdebatkan, namun ini tidak mengurangi kontribusinya sebagai entertainer papan atas. 

Ia tetap dikenal sebagai ikon budaya pop dengan berbagai prestasi di bidang musik, film, dan bisnis. Lopez sendiri menanggapi kebencian tersebut dengan sikap tegar, menyatakan bahwa ia fokus pada kreativitas dan kepuasan pribadi sebagai seorang seniman, alih-alih mencoba menyenangkan semua orang.

Meskipun hate speech dapat berdampak signifikan secara emosional, Lopez menunjukkan bahwa keteguhan dan fokus pada kariernya membantu ia menghadapi masa-masa sulit. 

Publik diharapkan lebih kritis dalam menerima informasi dan berempati terhadap figur publik, mengingat sebagian besar kebencian daring sering kali tidak berdasar dan didorong oleh mispersepsi atau asumsi yang salah.

Sebagai pembaca atau penikmat gosip dan berita, tugas kita adalah memverifikasi kebenaran berita, apalagi yang berupa hate speech, agar kita tidak langsung percaya dan ikut turut serta menyebarkan hate speech tersebut. 

Dengan mengudukasi diri sendiri melalui mencari kebenaran suatu berita dari berbagai macam sumber, maka pembaca tidak menjadi penyebar hate speech yang akan merugikan orang-orang yang menjadi objek dari hate speech itu.

Referensi:

https://www.nbcnews.com/news/latino/jlo-hollywoods-idea-middle-aged-latina-based-movies-rcna124025

https://people.com/why-jennifer-lopez-finally-filed-for-divorce-from-ben-affleck-source-exclusive-8699000

https://people.com/ben-affleck-and-jennifer-lopez-divorce-full-recap-8699009

https://people.com/jennifer-lopez-photographed-first-time-since-filing-divorce-ben-affleck-8704917

https://www.nickiswift.com/352840/a-complete-history-of-jennifer-lopezs-and-mariah-careys-feud/

https://mefeater.com/ten-songs-jennifer-lopez-shamelessly-vocally-stole/

https://popcrush.com/jennifer-lopez-hits-stolen-twitter-thread-breakdown/

https://blknewsnetwork.com/behind-jennifer-lopezs-jenny-from-the-block-vocal-controversy/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun