Kedua penyanyi menyoroti praktik industri yang sering kali tidak memberikan kredit layak kepada vokalis demo atau penulis asli. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hate speech ini terbukti benar sebagian karena vocal kedua penyanyi tersebut benar-benar ada didalam lagu JLo namun tidak diberi pengakuan yang seharusnya mereka dapatkan.Â
Namun demikian, keputusan untuk memasukkan vocal penyanyi lain dalamlagu JLo kemungkinan besar diputuskan oleh produser lagu tersebut, sementara JLo adalah penyanyi yang menyanyikan lagu saja, tidak termasuk pihak yang memutuskan kreativitas untuk lagu itu.
Untuk hate speech terakhir yang diterima oleh JLo, yaitu pencurian vokal penyanyi latar yang kurang terkenal, Natasha Ramos, sang penyanyi latar, baru-baru ini mengungkapkan melalui TikTok bahwa vokalnya digunakan dalam lagu "Jenny from the Block" milik Jennifer Lopez, tanpa mendapatkan pengakuan yang layak.Â
Ramos menyatakan bahwa suara latar dan beberapa ad-lib yang terdengar dalam lagu tersebut sebenarnya adalah miliknya. Ia juga mengklaim bahwa produser album tersebut menurunkan volume vokal Lopez dan menggunakan sebagian besar rekamannya dalam final track.
Dalam video TikTok, Ramos menyebutkan bahwa tertawa dan beberapa bagian ad-lib ikonik di lagu itu adalah hasil suaranya, termasuk frasa terkenal "from the Bronx." Meskipun dia tidak mendapatkan kredit resmi, Ramos tetap teguh pada klaimnya bahwa kontribusinya signifikan dalam menciptakan nuansa asli lagu tersebut.Â
Sehingga, Natasha Ramos benar menyanyikan lagu milik JLo di rekaman dan tidak mendapat apresiasi dan pengakuan. Namun kembali lagi, kemungkinan besar ini adalah keputusan produser lagu tersebut, bukan JLo sebagai penyanyi.
KesimpulanÂ
Hate speech yang menuduh JLo caper dengan cara bercerai dari Ben Affleck terbukti tidak benar dengan adanya joint statement dari mereka berdua. Secara objektif, tuduhan bahwa Lopez bergantung sepenuhnya pada penyanyi latar dalam kariernya memang telah lama diperdebatkan, namun ini tidak mengurangi kontribusinya sebagai entertainer papan atas.Â
Ia tetap dikenal sebagai ikon budaya pop dengan berbagai prestasi di bidang musik, film, dan bisnis. Lopez sendiri menanggapi kebencian tersebut dengan sikap tegar, menyatakan bahwa ia fokus pada kreativitas dan kepuasan pribadi sebagai seorang seniman, alih-alih mencoba menyenangkan semua orang.
Meskipun hate speech dapat berdampak signifikan secara emosional, Lopez menunjukkan bahwa keteguhan dan fokus pada kariernya membantu ia menghadapi masa-masa sulit.Â