Penyebab Hate Speech
Perceraian Jennifer Lopez dan Ben Affleck pada 2024 memicu gelombang hate speech di media sosial terhadap JLo. Banyak netizen menuduhnya tidak mampu mempertahankan hubungan, mengingat sejarah pernikahannya yang sebelumnya gagal.
Mereka menganggap Lopez sebagai sosok yang "gagal dalam cinta" dan menyindirnya sebagai artis yang lebih mementingkan karier daripada keluarga.
Di samping itu, publik merespon negatif karena merasa hubungan Lopez dan Affleck hanya sekadar pencitraan. Beberapa komentar di media sosial menyatakan bahwa kembalinya "Bennifer" hanya dimaksudkan untuk menarik perhatian media, sehingga ketika pernikahan mereka berakhir, kekecewaan berlipat ganda. Kritikan ini diperparah oleh citra glamor Lopez, yang dianggap memicu ketidaksukaan di kalangan netizen.
Selain itu, keputusan Lopez untuk mengajukan gugatan cerai tepat pada hari ulang tahun pernikahan mereka juga menimbulkan spekulasi bahwa ia kurang tulus dalam pernikahannya, yang semakin memperkuat serangan hate speech terhadapnya di berbagai platform daring.
Perseteruan antara Jennifer Lopez dan Mariah Carey berawal dari keterlibatan Tommy Mottola, mantan suami Mariah sekaligus eksekutif Sony Music. Pada 2001, Carey sedang mempersiapkan proyek besar, termasuk film dan album Glitter, di mana ia awalnya berencana menggunakan sampel lagu “Firecracker” dari Yellow Magic Orchestra untuk singelnya, Loverboy.
Namun, Mottola diduga sengaja memberikan sampel yang sama kepada Lopez untuk digunakan dalam lagu “I’m Real”, memicu tuduhan sabotase.
Situasi semakin memanas ketika remix I’m Real versi Ja Rule dirilis lebih dulu dan menjadi hit besar. Padahal, Carey sebelumnya telah bekerja sama dengan Ja Rule untuk proyek serupa, tetapi kemudian terpaksa mengganti konsep lagunya akibat intervensi tersebut. Hal ini membuat Loverboy kehilangan momentum dan memaksa Mariah untuk merombak materi musiknya.
Ketegangan semakin terlihat ketika Carey secara tersirat melemparkan sindiran ikonik "I don’t know her" saat ditanya tentang Lopez dalam sebuah wawancara. Frasa ini berkembang menjadi meme populer, memperkuat persepsi bahwa hubungan keduanya penuh dengan persaingan sengit dan ketidaksukaan satu sama lain.