Mohon tunggu...
Tommy Maulana
Tommy Maulana Mohon Tunggu... Buruh - bebas

sebuah keyakinan diri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Social Distancing Vs Kesadaran Masyarakat

3 April 2020   17:06 Diperbarui: 3 April 2020   17:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

papua.tribunnews.com
papua.tribunnews.com
Penerapan social distancing untuk menekan penyebaran corona sepertinya cukup akurat untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu contoh strategi social distancing yang dilakukan negara lain yaitu Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura. Negara-negara tersebut berhasil menerapkan strategi tersebut alhasil tingkat penyebaran virus corona dapat ditekan sekecil mungkin.

Perlu diketahui istilah "Social Distancing" memang sangat terbilang baru. Bahkan spesilis penyakit menular dari Cleveland Clinic, Steven Gordon mengatakan bahwa social distancing sangat baik untuk diterapkan dinegara manapun terkait virus corona ini.

Masyarakat diminta untuk menghindari berbagai pertemuan besar bahkan hingga ditingkat kerumunan orang, serta menjaga jarak dengan orang lain dengan kisaran 6 kaki atau 2 meter dari jarak lawan bicara.

Hal tersebut sudah pasti mengharuskan kita untuk menjaga jarak satu sama lain, sehingga virus tersebut tidak dapat menyebar dan menjangkit orang yang didekatnya.

Dalam realitas yang ada, sebenarnya kebijakan skenario pembatasan sosial (social distancing) tersebut tidak berjalan dengan baik, terbukti masih banyak kerumunan-kerumunan yang bisa kita lihat. Bahkan jalan-jalan besar sepertinya tidak henti-hentinya orang berlalu lalang, mall, supermarket bahkan tempat-tempat tongkoronganpun masih banyak dijumpai orang berkumpul.

Yang lebih dahsyatnya lagi adalah, ketika pemerintah memutuskan bagi siswa sekolah untuk diliburkan bahkan banyak perusahaan yang juga diliburkan sehubungan virus corona ini, mereka berduyun-duyun untuk mengisi liburannya dengan wisata, bahkan banyak pula mereka pulang ke daerahnya masing-masing, padahal sudah jelas pemerintah melarang semua itu. Sudah pasti masyarakat Indonesia saat ini sepertinya menyepelekan wabah virus corona ini dan tidak adanya tingkat kesadaran yang baik.

Seperti yang dikatakan Marcus Cicero "Salus Populi Suprema Lex Esto (Keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi)" dimana sebuah kebijakan harus menciptakan keamanan, ketertiban, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Hal inilah yang menjadi Indonesia bersikap lebih tegas lagi untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat kita.

Indonesia perlu untuk membuat sebuah regulasi yang cukup jelas serta mengikat untuk melokalisir, menetralisir dan mitigasi lokasi-lokasi yang dianggap rawan terjangkit virus corona dari beragam aktivitas masyarakat.

Sudah pasti, ketika tidak adanya regulasi tersebut tingkat mobilitas masyarakat akan tetap berlangsung. Bahkan jika tidak ada regulasi maka tingkat penyebaran virus akan berjalan lebih cepat.

Dengan adanya penerapan social distancing yang belum maksimal inilah, ancaman virus corona penyebarannya lebih cepat. Bahkan dapat terbilang strategi pelacakan (contact tracking) masih cukup lamban. Strategi pelacakan tersebut sebenarnya hanya bisa dilakukan terhadap PDP yang telah mendapat rujukan dari tenaga kesehatan saja.

Pada akhirnya yang dapat di deteksi hanyalah pada pasien yang telah menderita gejala berat saja, padahal masih banyak orang-orang yang bisa dikatakan terenfeksi yang belum terdeteksi oleh para tenaga kesehatan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun