Mohon tunggu...
Tommy Maulana
Tommy Maulana Mohon Tunggu... Buruh - bebas

sebuah keyakinan diri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyimak Janji Paslon Kota Depok

17 Oktober 2015   11:49 Diperbarui: 17 Oktober 2015   17:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://depoknews.id/perkenalkan-si-belli-maskot-pilkada-depok/"][/caption]

Ajang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 9 Desember 2015 mendatang, tinggal menunggu waktu. Bahkan masing-masing calon telah menyiapkan mesiu dan strategi untuk menyusun skema dalam memperebutkan kursi diajang bergengsi tersebut.

Kali ini penulis kembali menyimak Kota Depok sebagai kota penunjang Ibukota Jakarta, dimana kita ketahui bersama pemberitaan Pilkada Depok sepertinya sangat gencar sekali. Bahkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota gencar sekali dalam program-programnya untuk masyarakat Depok.

Dengan jumlah penduduk Depok yang diperkirakan 2,2 juta jiwa sepertinya ajang Pilkada ini menjadi seremony dan sebuah pengharapan besar agar kota tersebut dapat lebih baik lagi. Namun dengan jumlah penduduk 2,2 juta jiwa tersebut, hanya 50%-60% saja yang nantinya menjadi pemilih tetap. Dengan kata lain, sekitar 50%-40% tidak memilih kedua paslon tersebut.

Dan bagaimanakah peran paslon tersebut untuk mensosialisasikan agar warga Depok nantinya dapat berperan serta dalam pemilihan kepala daerah nanti ?. Pertanyaan tersebut pastinya ada dibenak kita saat ini. Pastinya para paslon saat ini perlu kerja keras untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk berperan serta dalam pilkada ini. Berbagai macam program pun telah digulirkan untuk masyarakat, mereka sepertinya terlihat gencar sekali turun kemasyarakat untuk menaikkan pamornya.  

Kedua pasang calon Walikota dan Wakil Walikota tersebut adalah, pasangan Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang diusung enam partai politik yaitu, PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, PAN dan PKB, dengan nomor urut satu. Sementara untuk lawannya adalah pasangan Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna yang menggandeng mesin politiknya PKS, Gerindra dan Demokrat.

Jika kita simak profil masing-masing calon memang memiliki kans ditiap wilayah. Namun untuk Kota Depok sepertinya kans terbesar ada di pasangan Idris-Pradi, alasannya adalah selain Idris menjabat sebagai Wakil Walikota Depok, sudah pasti dirinya sering bersosaliasi dengan warga Depok. Lain hal nya dengan nama Dimas, dimana kita ketahui pamor dirinya sampai saat ini belum nampak terlihat.

Memang jika telaah lagi, hal tersebut tidak menjadi hal yang bisa menjadi sebuah proyeksi besar dalam memenangkan tangkup kepemimpinan Kota Depok. Berbagai program kebijakan pro-rakyat pun digulirkan, mulai dari pelayanan Pendidikan, Kesehatan hingga program kota Depok yang lebih baik lagi.

Penulis kali ini tidak memihak siapapun kedua paslon tersebut, namun dari analisa dan peta politik kedua pasangan tersebut kans terbesarnya adalah pasangan Idris-Pradi dibandingkan Dimas-Babai. Kenapa penulis mengatakan demikian, seperti dirilis dalam sebuah pemberitaan media, pasangan tersebut ternyata telah menggandeng Ormas dan Paguyuban se Kota Depok. Hal tersebut menjadi nilai positif bagi mereka, sebab kita ketahui bahwa peran Ormas dan Paguyuban mempunyai peran yang cukup besar di masyarakat, artinya organisasi tersebut lebih kearah kalangan menengah kebawah. Otomatis sosialisasi dan pengenalan kepada paslon menjadi lebih terarah lagi untuk memenangkan pasangan tersebut.

Lain halnya dengan pasangan Dimas-Babai yang lebih mengedepankan program-programnya yang sampai saat ini belum dimiliki pemerintahan Kota Depok. Bahkan kedua pasangan tersebut lebih mengandalkan mesin politiknya dibandingkan peran sertanya di masyarakat Depok.  

Begitu pula terhadap sosok Dimas sebagai kaum muda, dirinya merasa cukup yakin bahwa dirinya akan memenangkan kontestasi Pilkada Depok kali ini. Perlu diketahui pula masing-masing calon sebenarnya memiliki visi dan misi yang sama, yaitu ingin memajukan Kota Depok. mulai dari aspek pendidikan dan kesehatan gratis pun menjadi salah satu kalimat manis yang diucapkan oleh para kandidat tersebut dalam meraih hati masyarakat Depok.

Kini masyarakat Depok hanya dapat berharap ketika nantinya pemimpin tersebut terpilih, Depok dapat menjadi sebuah kota mandiri yang dapat melayani warganya terhadap aspirasi-aspirasinya demi kemajuan Kota Depok.

Dengan melihat berbagai janji serta program kampanye pro-rakyat yang telah digulirkan para paslon tersebut, tentunya masyarakat Depok berharap banyak ketika nantinya jabatan tertinggi daerah tersebut dijabat akan dapat terealisasi bukan sekedar omong kosong belaka. Tentunya masyarakat punya hak untuk menagih kampanye Walikota dan Wakil Walikota Depok periode 2016-2021 mendatang. Janji memang harus ditepati, tidak boleh diingkari apalagi ini bukan janji seorang jejaka kepada pacarnya, bukan pula janji penipu kepada calon korbannya. Bukan pula janji tukang jual obat dipinggir jalan, ini adalah janji seorang pejabat publik, seorang pemimpin daerah, seorang pemegang kekuasaan, penguasa yang seharusnya dituntut menjadi teladan bagi warganya. Semoga Kota Depok kedepannya menjadi lebih baik lagi, dan pemimpinnya lebih mengedepankan warganya sebagai pelayan masyarakat Kota Depok.

 

SALAM KOMPASIANA

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun