Setelah kurang lebih  sembilan tahun, saya akhirnya kembali ke Kota tempat saya menempuh bangku Sekolah Menengah Atas. Saya bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Waktu itu  saya hanya mampir sebentar di Girian, untuk menikmati masakan ikan di salah satu rumah makan yang legendaris di Girian ini.
Saya kembali ke Bitung, dalam rangka sebuah perhelatan berskala nasional yaitu Festival Pesona Selat Lembeh. Dan selama di Bitung ini, saya diajak ke salah satu destinasi wisata yang berada di Pulau Lembeh.
Namanya adalah Pintu Kota Kecil. Pintu Kota Kecil ini adalah perkampungan nelayan. Bukan sebuah desa, melainkan bagian dari Kelurahan Pintu Kota, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Saya berkunjung ke Pintu Kota Kecil ini bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung, Â Pingkan Kapoh. Menuju ke Pintu Kota Kecil ini, kami menumpangi Kapal milik salah satu resort di Pulau Lembeh.
Dengan Kapal Cepat, menuju ke Pulau Lembeh dari Pelabuhan Satrol, Lantamal VIII Bitung, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Kalau menggunakan kapal "taksi" dari Bitung, kurang lebih 30 menit.
Kami melewati Pulau-pulau Indah di Selat Lembeh. Salah satunya adalah Pulau Serena. Tidak jauh dari Pulau Serena, kami sudah memasuki Desa Wisata Pintu Kota Kecil ini, kita memasuki sebuah teluk kecil, dan melewati "gerbang" di antara tebing.
Inilah yang disebut dengan "Pintu Kota", walaupun kita berkunjung ke desa atau perkampungan nelayan. Dari "Gerbang" di antara tebing ini, desa sudah kelihatan. Kapal bersandar di ujung dermaga. Ada sebuah bangunan kecil, yang menjadi "terminal" kedatangan kami.
Dari bangunan kecil ini, kami berjalan meniti dermaga dari kayu yang dibuat oleh warga. Lantai dermaga dari kayu, dicat warna-warni. Dermaga tidak panjang, Sembari meniti dermaga, saya melihat kapal nelayan milik warga sedang bersandar di pantai.Â
Jumlah penduduk yang mendiami Pintu Kota Kecil ini juga tidak banyak. Hanya ada 90 Kepala Keluarga. Desa Wisata ini juga dikelilingi oleh tebing berbatu. Jadi mereka seperti tinggal di dalam mangkuk.
Jadi, kalau ke Kota Bitung, jangan lupa mampir ke Pintu Kota Kecil ini. Kita bisa menari "Masamper" atau 4 wayer bersama dengan Masyarakat. Dan juga bisa menikmati seafood yang enak. Gimana? Mau Mampir?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H