Di Ibukota Jakarta, bisa dibilang banyak bertebaran Museum. Mulai dari Museum Nasional yang berada di dekat Monas, Museum yang berada di Kota Tua Jakarta, dan museum lainnya.
Bagaimana dengan daerah, Daerah juga memang memiliki museum daerahnya masing-masing. Seperti yang ada di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini. Ada sebuah Museum yang diberinama Museum Multatuli.
Saya sebenarnya sudah mengetahui museum ini. Namun belum memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Rangkasbitung ini. Tapi akhirnya, kesempatan itu datang, ketika saya diajak oleh Hariadhi, untuk jalan-jalan ke Rangkasbitung.
Ke Rangkasbitung ini, kami akan menumpangi, Kereta Commuterline. Commuterline ini merupakan kereta yang melayani penumpang dari Jakarta ke Bogor, Bekasi hingga ke Banten.
Untuk ke Rangkasbitung ini, keretanya berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Agar memiliki waktu yang banyak di Rangkasbitung, kami berangkat dengan kereta yang paling pagi. Kurang lebih jam enam pagi berangkatnya.
Kurang lebih jam enam pagi, Kereta yang kami tumpangi akhirnya berangkat. Menuju ke Rangkasbitung butuh waktu dua jam. Kereta harus berhenti di sejumlah stasiun. Kereta yang saya tumpangi juga bersih dan nyaman.
Sampai di Stasiun Rangkasbitung, kami rehat sebentar. Seusai rehat, saya dan Hariadhi berjalan kaki keluar stasiun. Ternyata kami menemui pasar tradisional. Di pasar ini kami sempat jajan kue jajanan pasar dan es campur.Â
Usai jajan, kami memutuskan ke Museum Multatuli. Ternyata, bisa dengan berjalan kaki. Jarak dari Stasiun dan Pasar Rangkasbitung, hanya 1 kilometer. Dekat saja. Sekalian bakar kalori lah.
Setelah berjalan kaki, akhirnya kami tiba di Alun-alun Rangkasbitung. Museum ini bersebelahan dengan Perpustakaan Daerah Saidjah Adinda. Dari bagian depan saja sudah ada Signage Bertuliskan MULTATULI.
"Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia"
Menjelajah ke dalam museum, kita langsung menemui replika kapal belanda dan infografis sekaligus contoh dari rempah-rempah khas Indonesia dari Pala, Cengkeh, Lada dan Kayu Manis.
Bahkan replika surat Multatuli kepada raja di Negeri Belanda juga dipamerkan. Multatuli ternyata pernah memprotes pemerintah Belanda karena perlakuan mereka terhadap masyarakat Banten kala itu.
Kita juga akan melihat linimasa sejarah Indonesia mengenai perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Lebak Banten. Ini bagian yang sangat menarik bagi saya, karena penggambaran sejarah dengan infografis yang sangat menarik. Jarang ditemui di museum yang seperti ini.
Bagi yang ingin berpetualang ke Rangkasbitung, Museum Multatuli ini bisa menjadi pilihan. Naik commuterline hanya 2 jam dan tarifnya murah meriah. Hanya Rp 8000 saja. Â Kita bisa berjalan kaki dari Stasiun ke Museum ini.
Yuk!
Soal museum Multatuli ini, bisa juga disimak di vlog saya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H