Pendukung Presiden Jokowi? Kalau bisa dibilang seperti itu, memang saya adalah seorang pendukung Presiden Jokowi. Sejak kapan? Sudah pasti semenjak 2014.
Tahun 2014, Pemilu belum serentak seperti tahun 2019 ini. Kalau itu, Pileg dan Pilpres masih dipisah. Kalau 2019 ini dibikin serentak.
Dan pada tahun 2014 ini, saya keluar dari "pilihan saya untuk golput". Semenjak Pemilu 1999, saya tidak memilih. Tahun 1999 saya menjadi pemantau pemilu di Salatiga, 2004 saya wartawan dan meliput sementara 2009 saya ada tugas yang membuat saya tidak bisa ke TPS.
Dan memang di tiga Pemilu tersebut, saya tidak mau memilih. Oh iya, tahun 1999 Presiden masihlah dipilih oleh MPR. Pemilihan Presiden oleh rakyat baru pada 2004.
Kembali ke pendukung dan pemilih Presiden Joko Widodo. Tahun 2014, saya merasa, figur ini layak memimpin Indonesia. Saya yang tidak memilih Jokowi di Pilgub 2012, yang dimenangkannya melihat dia sosok yang baik dan bagus.
Dan memang, semenjak menjadi Presiden, beliau banyak memberikan perubahan. Tapi, saya masih menjadi sebatas "pendukung" yang memilihnya. Belum ikut relawan ini itu.Â
Tahun 2016 saya mulai ikut Jasmev. Dan saya mulai mengenal relawan. Dari sinilah saya mulai mendukung pak Ahok dan akhirnya ya aktif sebagai pendukung Presiden Joko Widodo.
Sebagai pendukung, tentunya saya ingin sekali bertemu dengan beliau. Apalagi teman-teman saya bisa bertemu, berbincang dan bahkan berfoto dengan beliau.Â
Beberapa kesempatan, saya datang di acara yang ada Presiden Jokowi. Tapi sulit sekali berfoto dengan beliau. April 2018 lalu, saya diajak ke Sukabumi. Ada kesempatan untuk bertemu dan berfoto dengan beliau.
Namun karena kesalahan teknis, saya hanya berfoto di sebelah beliau. Sedih rasanya. Sudah dekat beliau tapi ya berfoto bersama sulit sekali.
Bulan Agustus, sempat bertemu dengan Beliau. Tapi karena pertemuan khusus, tidak boleh foto-foto. Ampuuun. Bisa salaman dan bahkan berada dekat dengan Presiden tapi tidak bisa berfoto. Ah sedih.
Kesempatan akhirnya datang lagi, tapi saya sedang berada di Sumut. Namun di hari berdekatan, saya bisa berfoto dengan Presiden di sebuah acara di Kemayoran. Tapi, sangatlah sulit sekali.
Saya harus berdesak-desakan dengan warga lain yang ingin berfoto. Saya beruntung. Bisa selfie dengan Presiden.
Beberapa bulan berlalu, saya akhirnya diundang ke Istana. Rabu 3 Juli 2019, saya ke istana bogor. Ada acara halal bihalal dengan Presiden. Tapi masuk istana saja HP sudah harus disimpan.
Ya sudahlah. Saya pikir tidak ada kesempatan berfoto.
Tapi kenyataannya, saya akhirnya bisa berfoto secara resmi dengan Presiden. Bahagia sekali rasanya bisa berfoto setelah banyak perjuangan.
Terimakasih Tuhan, Terima Kasih Mas Ulin, Terima Kasih Presiden Jokowi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI