Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Budiman Sudjatmiko Pernah Lebih Terkenal Dibanding Jokowi

3 Februari 2019   17:12 Diperbarui: 3 Februari 2019   17:12 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budiman Sudjatmiko, memiliki pengalaman unik dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Pengalaman unik tersebut adalah ketika Presiden Jokowi hendak mencalonkan diri untuk menjadi Walikota Solo.

"Tahun 2005 saya bertemu dengan Jokowi di bandara. Kala itu, saya ditugaskan oleh Ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk memenangkan Jokowi. Saya kemudian dihampiri pak Jokowi dan mengatakan bahwa dia adalah calon Walikota Solo," cerita Budiman di acara bedah Sosok Jokowi menuju Cahaya yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni IPB yang diselenggarakan di Bogor.

Setelah Jokowi menceritakan bahwa dia adalah calon walikota dimana Budiman ditugaskan untuk memenagkan Jokowi, baru kemudian Budiman menyadari bahwa dia adalah Jokowi. "Oh pak Jokowi toh," cerita Budiman.

Budiman bahkan di acara tersebut mengatakan bahwa dia pernah lebih terkenal dibandingkan Presiden Jokowi. Pernyataan Budiman ini kemudian mengundang tawa dan tepuk tangan peserta bedah sosok Jokowi.

Jokowi, lanjut Budiman, dikatakan Budiman merupakan sosok yang "beyond expectation". Beyond Expectation atau lebih dari sebuah ekspektasi ini adalah ketika Jokowi berhasil merebut Freeport, atau setidaknya menguasai saham freeport.

"Presiden lainnya tidak mampu berbuat seperti apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam mengambil alih freeport ini. Seharusnya ini diglorifikasi," ungkap Budiman.

Hal lain yang diceritakan dalam bentuk orasi selama kurang lebih 20 menit ini adalah kehebatan Jokowi membangun infrastruktur di era demokrasi. "Korea Selatan membangun infrastruktur besar-besaran ketika mereka menjadi negara berkembang dan di bawah rezim militer. Begitu juga dengan Jerman yang membangun infrastruktur di era nazi," tambahnya.

Selain Budiman, penulis buku Jokowi Menuju Cahaya, Alberthiene Endah, juga bercerita mengenai sosok Jokowi yang dituliskannya di buku tersebut. "Pernah suatu waktu saya ikut rombongan Presiden Jokowi, dan tiba-toba iring-iringan mobil berhenti, dan Pak Jokowi menghampiri seorang petani yang sedang berada di sawah," cerita Endah.

Endah juga menceritakan, untuk memahami Jokowi, butuh lebih dari sekedar melihat dan mendengar. "Butuh mata hati untuk melihat apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi," ungkapnya.

Jokowi, menurut Endah, karena berasal dari rakyat dan rumahnya di bantaran kali pernah digusur, sudah menabung persoalan-persoalan masyarakat semenjak kecil. Dia merasakan langsung persoalan-persoalan tersebut.

"Sehingga ketika Jokowi menjadi pemimpin dia sudah memahami betul persoalan-persoalan masyarakat," kata Endah.

Selain Endah, Siti Nurbaya Abubakar yang juga Alumni IPB, menjadi keynote speaker atau pembicara kunci di acara bedah sosok Jokowi ini. Acara ini sendiri dihadiri oleh lebih dari 1000 Alumni perguruan tinggi dari IPB dan kampus di Bogor. Alumni UI, ITB dan perguruan tinggi lainnya juga hadir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun