Indonesia memang sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur. Mulai dari jalan tol, jalan non tol, bandar udara, listrik, pelabuhan, waduk, jaringan air bersih hingga sanitasi.
Untuk apa sih sebenarnya itu?Â
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di FMB 9, menjelaskan bahwa untuk pembangunan Infrastruktur ini untuk memenuhi dua hal utama. Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan hal yang pertama adalah layanan dasar.
Misalnya, air bersih dan sanitasi. Bambang bercerita, dengan dibangunnya infrastruktur air bersih dan sanitasi, bisa menurunkan angka stunting. Meski tanpa merinci jumlah penurunan tersebut, Bambang mengatakan, dengan adanya akses air bersih dan sanitasi yang baik, akan membuat masyarakat lebih sehat dan bisa menurunkan angka stunting.
Bambang bahkan bercerita, ada daerah di Indonesia yang selama 73 tahun tidak menikmati listrik dan akhirnya bisa menikmati listrik. Kehadiran listrik ini bisa membuat anak-anak di daerah tersebut belajar di malam hari.
Infrastruktur lainnya seperti waduk dan irigasi, juga tentunya akan meningkatkan produksi pertanian."Jadi infrastruktur ini bukan hanya jalan tol saja, ada yang lain dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat," papar Bambang.
Hal lain yang tercipta dengan dibangunnya infrastruktur ini adalah  konektivitas.
Bambang mengatakan, dengan adanya jalan, petani di desa yang ingin menjual hasil pertaniannya, akan bisa mengakses langsung ke pasar yang lebih besar. "Kalau biasanya hasil dibeli oleh Tengkulak, sekarang mereka punya akses ke pasar yang lebih besar," katanya.
Terkait infrastruktur, untuk jalan tol, dibangun untuk memudahkan pergerakan barang. Pembangunannya sendiri, lebih banyak dengan menggunakan dana dari swasta. Kalau jalan non tol baru menggunakan dana dari pemerintah.
Stok Infrastruktur Indonesia, dibandingkan dengan GDP masih berada di angka 39 persen saja. Ini jauh di bawah angka ideal. Negara maju, stok infrastruktur berada di angka 70 persen dibandingkan dengan GDP.
Mengenai utang Indonesia, Bambang juga mengatakan masih dalam posisi yang sangat aman. Rasio utang Indonesia dari Produk Domestik Bruto juga masih berada di angka 30an persen. Ini sangat aman.
Negara Petro dollar seperti Saudi Arabia saja, menurut Bambang ada hutang. Amerika Serikat, Jepang dan bahkan negara-negara di Eropa juga masih tetap berhutang.Â
Professor Rhenald Kasali menambahkan, utang Indonesia memang jumlahnya meningkat. Tapi, juga diiringin dengan peningkatan GDP. Jadi kenapa rasio hutang masih aman, karena memang GDP atau PDB juga bertambah.
Dirjen Anggaran Kemenkeu, Askolani, secara terpisah mengatakan, kedepannya pemerintah akan fokus membangun Sumber Daya Manusia. Jadi bukan hanya membangun infrastruktur saja.Â
FMB 9 ini sendiri membahas soal Membangun Demi Keadlian. Berbeda dengan FMB sebelumnya, kali ini FMB ditayangkan langsung di Metro TV dalam acara OPSI atau Opini Dua Sisi. Selain Bambang Brodjonegoro, juga hadir Dirjen Anggaran Kemenkeu, Askolani, Guru Besar Ekonomi UI, Rhenald Kasali dan Direktur Program INDEF, Berly Martawardaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H