Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Usai "Annual Meeting" IMF-WB, Banyak Negara Ingin Investasi di Indonesia

18 Desember 2018   21:59 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:45 4112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2018 ini, Indonesia sukses menggelar empat event internasional berskala besar. Event tersebut adalah Asian Games 2018, Asian Paragames 2018, Annual Meeting IMF dan World Bank serta Our Ocean Conference (OOC).

Keseluruhan event tersebut, ternyata memberikan dampak yang begitu besar bagi Indonesia. Terutama untuk event Annual Meeting IMF-World Bank.

Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan di FMB 9 mengatakan, pasca perhelatan AM IMF-WB ini, Indonesia mendapatkan pujian dari Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. 

"Saya ingin cerita, saya ketemu di Shanghai, mereka memberi banyak pujian dan Indonesia telah menjadi model negara yang berhasil mengelola ekonomi dengan baik, stunting menurun, pertumbuhan ekonomi bagus," Cerita Menko Kemaritiman.

Bukan hanya pujian, banyak Investor juga yang ingin masuk ke Indonesia. Menko bahkan bercerita, Hyundai yang ingin masuk ke Indonesia dan bertanya untuk perizinan. Menko Perekonomian langsung mengatakan, izin biar pihaknya yang mengurus, yang penting masuk investasi ke Indonesia.

"Dampak langsung untuk perekonomian adalah CNC dari perusahaa minyak Taiwan investasi USD 6,8 miliar di petro chemical di Gersik. Saya pergi ke Korsel kemarin, korsel mengatakan Hyundai mobil listrik mau direlokasi ke Indonesia untuk menjadi hak, karena indonesia produksi lithium baterai terbesar di dunia," Papar Luhut

Secara terpisah, Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambanb Brodjonegoro memaparkan bahwa event Annual Meeeting IMF-WB ini memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,01 %. 

Yang paling terasa, menurut Bambang adalah kunjungan wisatawan Mancanegara ke Indonesia. Sektor Pariwisata terutama untuk Akomodasi, Makana dan Minuman serta kerajinan tangan merupakan yang paling merasakan dampak dari event ini.

Pusat oleh-oleh Krisna di Bali, menurut Bambang, penjualannya meningkat 41% dibandingkan setahun lalu. Pusat oleh-oleh Krisna ini, dipasok oleh 367 UMKM yang berada di Bali. Jadi UMKM juga sangat merasakan impact ini.

Dari total delegasi yang sebanyak lebih dari 34 ribu juga, terutama yang berasal dari Luar Negeri, menurut Menteri PPN, hampir separuhnya belum pernah datang ke Indonesia. Dan lebih dari 70 persen dari delegasi Indonesia ini mengatakan akan kembali ke Indonesia.

Para Delegasi ini juga, pasca pelaksanaan Annual Meeting ini, berkunjung ke beberapa wilayah Indonesia terutama ke Nusa Tenggara Barat yang memang bersebelahan dengan Bali.

Untuk Bali sendiri, dampak yang didapatkan adalah sebanyak 5,5 trilyun. Bukan angka yang tidak sedikit. Dari dampak ekonomi sebesar 5,5 trilyun itu, 582 milyar merupakan pengeluaran peserta dari Annual Meeting.

Devisa yang masuk saat penyelenggaraan, ditambahkan oleh Bambang adalah, sebesar Rp 396 milyar yang dihasilkan dari wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.

Torehan lainnya dari penyelenggaraan Annual Meeting ini adalah, jumlah peserta yang mencapai lebih dari 34.000. "Ini jumlah terbesar selama penyelenggaran Annual Meeting IMF-WB di luar Washington DC," ujar Menteri PPN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun