Sebuah event nasional, digelar Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Pemerintah Kota Tangerang, Provinsi Banten selama tiga hari dari Minggu 2 Desember hingga Selasa 4 Desember 2018.
Event ini diberi nama Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK 2018). Seluruh Humas dan Dinas Kominfo dari berbagai kementrian, BUMN, lembaga negara, hingga Pemprov, Pemkab hingga Pemkot datang.
Jumlahnya tidak tanggung. Diperkirakan lebih dari 2000 orang datang di Kota Tangerang tempat event digelar. Tapi, sayang kan kalau tidak dimanfaatkan untuk mempromosikan kota Tangerang?
Usai dibuka Senin 3 Desember oleh Kepala Staff Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Dirjen IKP Kemenkominfo Rosarita Niken dan Walikota Tangerang Arief Wismansyah dan peserta diberikan kesempatan untuk mendapat ilmu kehumasan dan media sosial dari Menteri dan berbagai pakar seperti Nukman, Prita Laura dan Pemred Kompas Com, peserta kemudian diajak untuk berkeliling Kota Tangerang.
Hari ke-2 Penyelenggaraan SAIK 2018 ini, seperti dijanjikan oleh Walikota Tangerang, Peserta akan difasilitasi mengunjungi obyek wisata di Tangerang.
Sesudah PR Sharing oleh Disablepreneur Angkie Yudistia, peserta dengan menggunakan bus City Tour Tangerang diajak berkeliling. Spot Pertama yang didatangi oleh peserta adalah Taman Gajah Tunggal.
Oh iya, Bus City Tour Tangerang ini, sangat unik. Karena terdiri dari dua bagian yang ber AC dan Non AC. Ah lebih baik saya tulis terpisah saja ya.
Saya yang ikut rombongan, tidak sempat eksplorasi taman ini. Kami hanya lewat. Kami kemudian diantar menuju sebuah kampung bernama Kampung Berkelir.Â
Tour Guide kami dari Kang dan Nong Kota Tangerang menjelaskan kepada kami bahwa Kampung Bekelir ini merupakan kampung yang muralnya dikerjakan oleh seniman mural.
Kampung ini sangat unik, karena dipenuhi dengan mural. Saya dan rombongan pun turun untuk berfoto. Saya kemudian sempat tertinggal bus yang pertama.Â
Tapi rupanya, ada bus di belakang yang menyusul. Masih ada peserta tour lainnya dengan bus yang serupa tapi berbeda warna. Dari kampung Bekelir kami diajak berwisata melalui Mesjid tertua di Tangerang yaitu Mesjid Kalipasir.
Sepanjang perjalanan tour, kami menyusuri Kali Cisadane. Bukan kali sih, tapi lebih tepatnya sungai karena besar. Sungai ini memang membelah kota Tangerang.
Banyak sekali spot yang kami lewati. Ada Cisadane FLy Deck, hingga Cisadane Walk. Kami juga melewati jembatan yang merupakan bagian dari jalan Anyer Panarukan.Â
Namanya adalah Jembatan Brendeng. Jembatan ini didisain unik lengkap dengan panggung yang lantainya terbuat dari kaca. Ini merupakan spot yang terakhir saya dan rombongan kunjungi.
Kedatangan tamu dari berbagai Lembaga dari Pusat hingga Daerah ini memang dimanfaatkan dengan baik oleh Pemkot Tangerang dengan mengajak berwisata. Nanti kan bisa saja mereka akan menceritakannya setelah pulang ke daerah masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H