Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Turun Naik Menapaki Perbukitan dan Tangga Melihat Patung Raksasa GWK

6 November 2018   09:46 Diperbarui: 6 November 2018   10:19 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Bali, entah sudah berapa kali saya lakukan. Awal kunjungan saya ke Pulau Dewata ini, tahun 1993. Sudah 25 tahun lalu. Berselang 10 tahun kemudian, saya datang kembali ke Bali. Saya sudah pasti ke Bali dengan menggunakan pesawat. Tapi perjalanan saya tahun 1993 menggunakan bus dari Surabaya. 

Setelah itu, saya sudah berulang kali ke Bali. Baik karena ingin liburan, namun juga untuk urusan pekerjaan. Blogging gitulah. Setiap ke Bali, saya kebanyakan ke Tanah Lot, Ubud dan yang pasti Kuta.

Belum pernah saya pergi ke tempat lain, seperti Pantai Pandawa atau Garuda Wisnu Kencana atau GWK Cultural Park. Tapi tahun 2018 ini, akhirnya saya bisa berkunjung. Urusan kerjaan beres, memang saatnya untuk melepaskan penat. Saya menjadi tim untuk Our Ocean Conference di Bali. Selama dua hari saya memang menginap di hotel dan bungalow di Nusa Dua dan Kuta. 

Setelah menginap semalam di kawasan Kuta, saya dan teman-teman meniatkan pergi ke GWK. Kami check out dari hotel dan kemudian akan ke Bandara, tapi kami mampir ke GWK dulu. Tempat wisata GWK Cultural Park ini memang sudah masuk bucket list saya untuk saya datangi. 

Dari Kuta menuju ke GWK, kurang lebih satu jam. Tidak sampai mungkin. Pengemudi mobil sewaan yang mengantar kami, memang sudah khatam alias hapal banget jalan, jadi ya kami tidak butuh waktu lama.

Sampai di Kompleks GWK, hari sudah agak siang. Sinar matahari agak cukup menyengat. Usai mobil diparkir, kami langsung menuju ke tempat membeli tiket. Perjalanan cukup mendaki. Butuh napas sedikit ekstra.

dokpri
dokpri
Tempat membeli tiket masuk ke GWK berada satu gedung dengan official mercahdise store atau toko oleh-oleh dari GWK. Harga tiket masuk, hanya Rp 80.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 120.000. Cukup mahal memang sih.

Setelah membayar, kami mendapatkan sebuah gelang kertas untuk dipasang di tangan. Sebagai tanda masuk. Gelang seperti ini sudah lazim sebagai tanda masuk.

dokpri
dokpri
Masuk ke dalam, kami disambut patung Mini GWK. Ada air mancurnya. Semakin ke dalam, langsung menemui pintu masuk, dan wisatawan diberikan sarung untuk dipakai. Sarung ini dipakai bagi wisatawan yang memakai celana pendek baik pria maupun wanita. Karena saya memakai celana panjang, tidak perlu memakai sarung.

dokpri
dokpri
Dari pintu gerbang masuk, saya langsung menemui sebuah taman cantik. Khas Bali. Suara gemeriicik air membuat suasana sedikit adem. Tapi saya melihat tangga lagi. Wadoh! Menanjak lagi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Menapaki tangga yang lumayan menguras energi, saya menemukan patung Dewa Wisnu yang berukuran besar. Patung ini berada di Parayangan Somaka Giri, sebuah mata air suci. Di sini ada aturannya. Wanita yang sedang haid tidak boleh masuk. Wisatawan harus berpakaian sopan.

Pantasan harus memakai sarung tadi ya!

Saatnya foto-foto!

Setelah foto-foto, perjalanan dilanjutkan. Ampun dijeeee..... ketemu tangga lagi. Untungnya menurun. Patung berikutnya yang ditemui adalah Kepala Garuda. Ukurannya sangat besar. Patung ini menandakan bahwa kita sudah berada di Plaza Garuda.

Foto-foto lagi dong!

dokpri
dokpri
Menuruni tangga, saya langsung bertemu dengan area terbuka yang sangat luas. Inilah Plaza Garuda. DI sini kita bisa berfoto-foto dan juga bermain segway.

dokpri
dokpri
Dari Plaza Garuda kita sudah melihat patung raksasa GWK diantara bebatuan karang berbentuk kotak. Iya memang kompleks GWK ini sudah berbentuk kotak-kotak dan ada lorong-lorong di antaranya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Perjalanan dilanjutkan. Kami sampai di sebuah area terbuka (lagi). Di area ini, beberapa konser musik sering digelar. Perjalanan sudah usai? Belum!

Kami harus menanjak lagi untuk sampai ke Patung Besar GWK. Energi kembali terkuras. Meski begitu, ketika sampai di depan patung raksasa GWK, rasa kekaguman muncul.

dokpri
dokpri
Patung GWK ini sudah hampir 28 tahun dibangun tapi tidak selesai. Di era pemerintahan Jokowi akhirnya patung ini bisa selesai. Ngos ngosan memang, tapi terpuaskan melihat patung setinggi 120 meter ini.

Di depan patung kita bisa berfoto. Ada air mancurnya juga. Di dekat patung juga ada mobil VW Combi yang menjual minuman dingin.  Sebotol air mineral menjadi penawar rasa haus karena panas terik dan perjalanan yang menanjak.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Ketika berada di GWK, sebuah mobil datang. Turis turun dari mobil. Ah ternyata ada mobil yang mengantarkan. Tapi, harus bayar Rp 20.000 dari bawah.

dokpri
dokpri
Akhirnya saya memang bisa berkunjung ke GWK setelah beberapa kali ke Bali! Dan ketika saya berkunjung, patung raksasa GWK sudah selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Jokowi.

Patung ini sendiri merupakan patung tembaga tertinggi di dunia nomor tiga. Presiden Jokowi menyebut patung ini sebagai Mahakarya Anak Bangsa. Memang sebuah mahakarya! Patung ini juga menjadi lokasi Wisata Indonesia. Kalau mau ke Bali di Liburan Akhir tahun atau Libur Tahun Baru nanti, bisa ke sini kok. 

Ini foto-foto yang lain ya. Next time saya ke Bali, nanti akan mengecek tiket pesawat maupun hotel lewat aplikasi Pegipegi. Di aplikasi ini kita bisa cek jadwal penerbangan, hingga promo hotel. Apalagi kalau banyak promonya, pasti mau buka aplikasinya dong. Apalagi saya sering melihat promo lewat instagram Pegipegi di @pegi_pegi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Perjalanan saya ke GWK ini juga bisa dilihat di vlog saya. Yuk !


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun