Sebuah event internasional, sedang berlangsung di Bali semenjak Hari Senin 29 Oktober 2018 kemarin. Event ini bernama Our Ocean Conference. Dari nama eventnya saja, sudah pasti ini adalah konferensi dan pertemuan.
Berdasarkan data dari panitia, lebih dari 3000 peserta dari berbagai negara datang ke event ini. Tema dari event ini adalah Laut Kita, Warisan Kita. Kalau diterjemahkan ke Bahasa Inggris menjadi Our Ocean, Our Legacy.
Di lokasi utama pegelaran event ini, Bali Nusa Dua Convention Center, ada beragam yang dipamerkan. Ada exhibitionnya lah gitu. Seperti yang saya sudah tuliskan di blog saya sebelumnya, ada Mini Coral Reef Universe yang dipajang.
Tapi ada hal berbau kelautan yang juga unik yang dipajang di lokasi event. Adalah barang-barang di laut berupa kerang dan juga "sampah" di laut yang dipajang. Weits, jangan salah. Yang dipajang ini adalah sampah di laut yang menjadi karya seni.
Tapi bagaimana kalau sampah ini dibuat karya seni? So pasti kita akan sedikit kaget.
Adalah Liina Klauss yang membuat karya seni dari sampah ini. Ketika saya mengajaknya berbincang, Liina mengaku dia adalah warga negara Jerman yang kini menetap di Bali. Saya berbincang dengannya, menggunakan Bahasa Inggris.
Liina bercerita kepada saya, dia sudah melakukan hal ini lebih dari lima tahun. Karya seninya dipajang di tempatnya di daerah Canggu. Di OOC ini, dia menjadi exhibitor. Karena unik dia mendapatkan tempat di depan Plenary Hall BNDCC.
Yang dipajang Liina adalah seperti tali dan jaring yang dipakai nelayan yang tertinggal di laut. Bahkan ada sandal jepit, hingga dengan batok kelapa. Kalau kita melihatnya, kesan sampah sudah hilang, tapi menjadi instalasi seni. Ini keren bukan?
"So nice to meet you Liina. You are doing great things."
Saya menyampaikannya kepada Liina dan menjawabnya dengan Nice To Meet You Too Tommy."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H