Apa yang ada di benak kita terkait dengan nuklir? Mau jujur atau tidak, stigma atau sesuatu yang sudah terpatri dalam benak kita adalah bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Apa lagi? Mungkin kita membayangkan perang nuklir yang akan terjadi antara Rusia dan Amerika Serikat di era perang dingin.
Belakangan ini, Korea Utara juga seperti terus menerus memberikan kode akan meluncurkan senjata nuklir milik mereka. Peristiwa Chernobyl dan juga kejadian Fukushima di Jepang menambah "daftar hitam" soal Nuklir. Belum lagi film hollywood tentang "war head". Makin menjadi-jadi.
Bayangan seperti itu, melekat di saya, dan sejumlah teman-teman blogger yang diajak berkunjung ke Puspitek atau Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kawasan Serpong. Kami diajak oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir berkunjung ke kawasan ini.
Ngapain?
Kami akan berkunjung ke Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan. Ingat, Batan ya, bukan Batam. Kalau Batam di Singapura. (Halah masih musim main plesetan ya?)
Kami berangkat dari Kantor Bapeten di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat dengan menggunakan bus. Kami berangkat pagi-pagi. Perjalanan menuju ke puspitek membutuhkan waktu satu jam lebih sedikit. Kurang lebih satu seperempat jam. Kami tiba di Batan yang berada di puspitek jam 09.30. Kami masuk ke lobby untuk mendapatkan kartu tamu. Saya mendapatkan nomer favorit. T011 .. ahaay
Begitu kata seorang bapak-bapak yang menyambut kami. Ya ampun. Masuk kawasan Nuklir ternyata. Duh duh duh...Â
Kami pun diantar ke aula. Di ruangan aula ini nantinya pihak dari Batan akan memberikan penjelasan. Ya kayak briefing awal gitulah. Kami juga diberikan buku.Â
Pak Awwaludin dan Pak Agung Satriyo dari Batan kemudian menjelaskan soal penggunaan teknologi nuklir yang ternyata memang membawa manfaat yang sangat banyak. Misalnya untuk teknologi pertanian. Dengan radiasi, bisa dihasilkan bibit unggul seperti padi yang tahan hama wereng.