Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pengguna Kendaraan Terbaru Sudah Selayaknya Pakai BBM Euro 4

9 Agustus 2018   17:01 Diperbarui: 9 Agustus 2018   17:05 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ini pengguna sepeda motor. Tak perlu saya menyebut merk sepeda motor saya. Sepeda motor saya ini berjenis matic. Ketika dibeli, saya membelinya bekas. Keuangan saya memang hanya mampu untuk membeli yang bekas saja.

Motor saya ini keluaran tahun 2016, seperti yang tertulis di STNK. Karena sudah teknologi tahun 2016 ini, saya yang juga sudah bergonta-ganti sepeda motor, sudah injeksi. SUdah bukan pakai karburator lagi.

Sepeda motor saya ini, saya pakai sehari-hari. Saya akan lebih banyak bercerita mengenai penggunaan bahan bakar. Jujur saja, saya tidak pernah menggunakan bensin atau premium dengan oktan 88. Karena berdasarkan referensi yang saya dapatkan, memang sudah tidak layak pakai untuk motor injeksi.

Pernah sekali, karena kondisi darurat, saya mengisi premium ketengan di pinggir jalan. Apa yang terjadi? Tarikan terasa lebih berat. Iya lebih berat. Nggak cuma itu, juga terasa lebih boros. Kok cepat amat habisnya ya.

Sehari-hari saya menggunakan pertalite. Kadang-kadang menggunakan pertamax RON 92. Itu karena malas antri di pertalite.

Beberapa kali juga, saya menggunakan Pertamax Turbo ataupun Produk Shell V-Power. Untuk dua jenis BBM ini harganya memang mahal. Kalau Pertamax Turbo 10700, V-Power diatas 11.000. Saya lupa persisnya.

Bukan cuma sekali saya isi pertamax turbo atau v-power. Keadaannya karena malas antri di pertalite atau pertamax. Di beberapa SPBU, pengisian pertamax turbo ini dispensernya sendiri. Kagak pake antri intinya!
Apa yang terjadi?

Setelah mengisi dengan pertamax turbo atau v-power, tarikan lebih enteng. Sekali betot gas, motor langsung ngacir. Beneran! Cuma itu saja? Ini yang terjadi. Ternyata motor jadi lebih irit. Patokan saya gampang. Saya mengisi 15 ribu pertalite, mendapatkan tidak sampai 2 liter. Sekitar 1,9 liter saja. 

Nah, kalau mengisi pertamax turbo, saya isi di angka 20.000 saya mendapat 1,86 liter. Tidak jauh berbeda. Ya 1,9 liter juga kalau dibulatkan.

Sehari-hari saya, saya lewat di Tanjung Priok, Kelapa Gading dan Sunter. Itu wilayah saya berkeliling. Dengan mengisi 15.000 pertalite, itu habis dalam 2 hari. Hari ini isi, besok sudah habis. Dengan jarak tempuh yang sama, saya mengisi 20.000 pertamax turbo atau shell v-power, ternyata, saya mengisi setelah tiga hari. Isi hari ini, dengan wilayah yang saya lalui sama, baru diisi lagi setelah lusa. Hitungannya lebih irit satu hari.

Bukan cuma lebih irit. Tarikan dan bunyi mesin yang saya rasakan lebih beda. Lebih halus dan lebih ringan.
Saya tapi tidak tahu, kalau misalnya ternyata, untuk Pertamax Turbo atau Shell V-Power ini, adalah BBM sudah level Euro 4. Saya mengetahuinya di acara FMB 9 yang membahas soal BBM Euro 4 Lebih Ramah Lingkungan.

BBM untuk euro 2, seperti Premium ini kadar sulfurnya mencapai bisa 500 ppm. Sementara untuk BBM Euro 4 ini kadar sulfur maksimum 50 ppm. Waw! Euro 2 ke 4 perbedaannya jauh banget. Euro empat kadar sulfurnya cuma 10 % dari Euro 2.

Apa dampaknya? Kalau kadar sulfur lebih rendah ini, maka gas buang atau emisi akan lebih ramah lingkungan. Partikel yang dilepaskan ke udara kalau sulfur tinggi, akan membuat hujan asam. Hujan yang turun, akan lebih berbahaya. 

BBM standard Euro 4 ini juga, sebenarnya sudah menjadi standard produksi mobil belakangan ini. Jadi memang seharusnya kendaraan yang masih baru sekitar 2 atau 3 tahun belakangan ini menggunakan BBM Euro 4. Pantasan saja, kalau kita mengisi bensin, sudah diberitahukan lewat manual book atau ada sticker di lubang pengisian BBM sebaiknya menggunakan BBM oktan 92 ke atas. Sudah standard Euro 4 ini rupanya.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito memang mengatakan, kendaraan yang baru, rasio kompresinya tinggi. Jadi memang wajar harus menggunakan BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi. Pengaruhnya akan ke mesin. 

Penggunaan BBM dengan RON lebih rendah memang lebih murah, tetapi, tidak efisien. Benar seperti yang saya alami. Lebih boros rasanya. 

Mengenai ketersediaan BBM Euro 4 ini, kita juga tidak perlu khawatir. Sudah ada 800 SPBU di Seluruh Indonesia yang menyediakan BBM Euro 4. Kilang minyak di Indonesia yang bisa memproduksi BBM Euro 4 juga sementara disiapkan. 

Dan satu hal yang nggak kalah penting adalah, Euro 4 di Indonesia dengan RON 98 seperti Pertamax Turbo ini, tidak kalah bagus dengan Produk negara lainnya. Malahan kandungan RON nya lebih tinggi dari standard Euro 4. Sulfur juga sudah memenuhi standard.

Jadi memang sudah saatnya kita beralih ke BBM Euro 4. Selain lebih efisien, juga ramah lingkungan. Semoga udara Jakarta Semakin Bersih.

Oh iya, saya lupa, penerapan penggunaan BBM Euro 4 ini akan dimulai tahun 2018 bulan Agustus ini bagi kendaraan produksi tahun 2017 ke atas. Untuk kendaraan diesel, dimulai tahun 2021.

twitter.com/fmb9id_
twitter.com/fmb9id_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun