Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dilarang Naik Kendaraan, Kearifan Lokal ala Yogyakarta

26 April 2018   16:59 Diperbarui: 26 April 2018   18:08 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tahu Jogja atau Yogya dong. Atau sudah pernah pergi dan jalan-jalan ke Kota yang dikenal dengan Kota Pelajar atau Kota Gudeg ini?

Saya sih bukan hanya sekali atau dua kali jalan-jalan ke Yogyakarta ini. Sudah tidak terhitung ke Yogyakarta. Dan kota ini sampai sekarang ini masih merupakan tempat ke-2 setelah Bali yang selalu menarik untuk dikunjungi.

Mengunjungi ke Yogja, kita bisa berwisata kuliner, jalan-jalan ke Keraton, Malioboro dan berbagai spot wisata lainnya. Tapi ternyata keunikan Yogyakarta ini bukan hanya di wisatanya saja. Tetapi di kearifan lokal, atau kalau saya bisa bilang, aturan-aturan bersifat lokal.

Semisal yang saya temui ketika mengunjungi Yogyakarta dalam rangka event Mandiri Jogja Marathon dua pekan lalu. Setelah liputan event tersebut, saya dan teman-teman menginap di kawasan Malioboro. Daerah Sosrowijan. 

Ketika berkeliling menikmati pagi di kawasan Sosrowijan ini, dan saya hendak menikmati Gudeg Bu Lindu yang berada di jalan Sosrowijan ini, saya melihat ada sebuah Gang Kecil di seberang warung Bu Lindu ini.

Gang ini, bagi saya sangat unik? Kenapa karena saya melihat ada sebuah tanda yang menulis "Dilarang Naik Kendaraan". Kalau dipikir-pikir, apa sih yang dimaksud dengan Dilarang Naik Kendaraan ini? 

Ternyata, bagi yang menggunakan sepeda motor ada dua hal yang tidak boleh dilakukan : yang pertama adalah tidak boleh menyalakan mesin kendaraan dan yang kedua tidak boleh naik ke kendaraan.

Saya mengetahuinya ketika saya ada seorang gadis atau perempuan yang hendak keluar dari gang tersebut sembari menuntun kendaraannya.

Ini keren ya. Di Sosrowijan Wetan Gang II ini pengguna kendaraan tidak boleh naik kendaraannya meskipun tidak menyalakan mesin. Mereka hanya boleh mendorong atau menuntun kendaraannya.

Yang pertama, ini tidak akan membuat polusi dari asap kendaraan bermotor walaupun hanya sepeda motor, kedua tidak membuat berisik dari suara knalpot, apalagi kalau knalpot racing, dan yang ke-3 tidak berbahaya bagi anak-anak yang bermain di gang.

Aturan atau kesepakatan bersama warga seperti ini, memang bagus. Dan mungkin bisa kita terapkan di lingkungan kita. Dan yang menariknya lagi adalah, gang ini sangat hijau. Banyak tanaman dalam pot membuat gang ini semakin asri. 

Nih foto-fotonya ya.

Tulisan ini bisa dibaca di blog saya, bacirita.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun