Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dancok Cafe, "Cafe Outdoor" di Malang

26 Januari 2018   13:28 Diperbarui: 27 Januari 2018   15:46 2595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke Malang bersama dengan rombongan Indihome Jakarta Utara, saya tidak hanya berkesempatan ke Jatim Park II (sudah saya tulis di blog saya sebelumnya), dan ke Bromo sekali lagi. Saya sudah pernah berkunjung ke Bromo tahun 2014 lalu.

Hari terakhir kami berada di Malang, Sabtu 20 Januari 2018, kami berkunjung ke Taman Labirin di Wilayah Kabupaten Malang. Taman Labirin? Wah kok sepertinya baru saya dengar karena saya ketika berkunjung ke Malang sebanyak dua kali tahun 2014 lalu, tidak berkunjung ke sini.

Ternyata taman Labirin ini berada tidak jauh dari Coban (atau Cuban) Rondo. Ketika saya berkunjung ke Coban Rondo tiga tahun lalu, taman ini belum dibangun.

Saya bersama rombongan, setelah makan siang, kemudian menuju ke taman labirin. Soal taman labirin ini memang saya belum tuliskan di blog. Nanti saja, di blog terpisah.

Setelah saya dan rombongan berkeliling ke Taman Labirin dan beberapa spotnya, termasuk saya yang bermain ATV (All Terrain Vehicle), kami menuju ke Dancok Cafe. Sebuah kafe yang memang terletak dalam kompleks atau satu area dengan Taman Labirin ini.

Oleh tour guide kami, sudah diberitahu bahwa yang namanya Dancok ini merupakan singkatan dari Daun Cokelat. Dancok memang sudah seperti bahasa akrab di Jawa Timur. Tapi kali ini Dancok dijadikan nama kafe.

Masuk kafe ini, kami kena tambahan biaya. Hanya 5000 Rupiah. GOCENG DOANG! Nggak mahal lah. Kami mendapat tiket masuk. Bukan tiket sih sebenarnya, karcis. LAH APA BEDANYA?

dokpri
dokpri
 
dokpri
dokpri
Masuk kafe ini, saya langsung melihat meja-meja yang berada di bawah pohon rindang. Karena cuaca gerimis saat itu, tidak ada yang duduk-duduk di meja yang berada di bawah pohon ini.

dokpri
dokpri
Gedung utama kafe (saya tidak masuk), adalah sebuah gedung kecil. Ukurannya tidak terlampau besar. Di sebelah gedung utama kafe ini ada tempat duduk yang ada atapnya. Ada sejumlah ibu-ibu saya lihat sedang duduk.

dokpri
dokpri
Saya dan teman, menuju ke semacam balkon. Turun ke bawah tidak terlalu jauh dengan menapaki tangga. Tapi dari semacam balkon tersebut bisa melihat pemandangan ke arah bawah perbukitan. Kita bisa berfoto dengan pemandangan rumah warga di perbukitan.

Saya juga melihat ada beberapa spot foto, yang memang bermanfaat buat para instagrammers. Tapi karena cuaca agak gerimis, saya tidak menuju ke spot tersebut. Saya dan rombongan tidak sempat icip-icip atau mencicipi makanan atau minuman di kafe ini.

Kafe ini memang unik dan keren. Mungkin satu saat saya akan kembali ke sini. Dan mungkin pembaca akan berminat mampir ke sini kalau ke malang.

Tulisan ini juga bisa dibaca di blog saya, bacirita.id dan bapontar.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun