26 Desember 2016, kalau di kampung saya di Minahasa Utara, dan Manado, Sulawesi Utara, merupakan hari natal ke-2. Kebiasaan kami di sana, adalah berkunjung ke sahabat atau saudara yang belum dikunjungi di hari natal pertama.
Tapi di Jakarta, kebiasaan itu sudah tidak saya lakukan. Biasanya pas natal tanggal 25 Desember saya sudah berkumpul dengan Keluarga. Ada adik kandung saya di Jakarta dan sejumlah sepupu. Biasanya kami kumpul-kumpul.
Balik ke topik yang ingin saya tuliskan ini, 26 Desember tersebut, saya janjian bertemu dengan seorang sahabat lama saya, di bilangan penjaringan, Jakarta Utara. Saya pun dengan sepeda motor pinjaman dari teman saya menuju ke sana.
Akhirnya, saya gagal bertemu dengan teman saya tersebut. Karena terlanjur sudah ke daerah penjaringan, saya pun berpikir kalau sekalian blusukan ke fasilitas publik saja. Pikiran saya ke Waduk Pluit karena lokasinya tidak berjauhan dengan tempat saya janjian ketemu dengan teman saya itu.
Saya pun bergegas menuju ke Waduk Pluit.Â
Awalnya saya berpikir akan parkir di pinggir jalan di Waduk Pluit. Tapi karena saya lihat tidak ada yang parkir,saya mencoba peruntungan saya mencari parkir di jalan tembus Waduk Pluit ke arah pasar Ikan. Jalan tembus ini dekat ke Polsek Penjaringan.
Setelah saya menuju ke jalan tembus tersebut, tiba-tiba saya melihat ada parkiran motor di dekat jembatan yang berada di Waduk Pluit. Saya pun langsung berbelok dan memarkirkan sepeda motor yang saya tunggangi.
Lapangan sepakbola ini, terletak di sebelah "kantor" Jakpro, yang terbuat dari kontainer. Saya pun berjalan menuju ke Lapangan Sepakbola tersebut. Rumput terlihat rapi dan terawat. Karena waktu sudah siang, tidak ada yang bermain sepakbola.
Seusai menyebrangi atau melewati jembatan, saya sampai ke taman kota Waduk Pluit, sisi barat atau sebelahnya taman kota yang diresmikan ketika Jokowi masih Gubernur DKI Jakarta.Kalau Taman Kota yang itu sudah lebih dari sekali saya kunjungi.