Ampitheater di RPTRA ini menghadap ke lapangan. Letaknya di bawah pohon. Ada beberapa anak yang saya lihat asik menonton yang bermain sepakbola dan ada sebagian yang sekedar "nongkrong".
Kunjungan sekaligus live periscope saya berlanjut ke signage. Signage ini berupa tembok dan ada tulisan RPTRA BAWANG PUTIH dari besi. Plang Taman Kebon Bawang juga masih terpasang. Setelah sampai di signage, saya mengakhiri live periscope saya.
Tugas selanjutnya, foto-foto RPTRA. Ini sudah menjadi prosedur tetap. Lapangan sepakbola dan bulu tangkis, signage, ampitheater dan lantai refleksi saya foto. Oh iya, ada lantai refleksi di RPTRA ini.
Saya melihat sarana permainan anak di RPTRA ini, terintegrasi atau menyatu. Ayunan, perosotan hingga panjatan menjadi satu. Landasannya terbuat dari pasir. Jadi tidak terlalu khawatir kalau anak-anak terjatuh dan kemudian luka karena lantainya terbuat dari peaving atau kon block.
Bahkan saya melihat anak-anak bermain pasir. Mereka seakan-akan bermain di pantai. Ada sekitar 4-5 anak perempuan yang bermain pasir.
Usai bagian outdoor saya kunjungi, saya menuju ke Gedung Serbaguna dan Aula. Mau menemui pengelola RPTRA. Saya pun bertemu dengan tiga pengelola RPTRA. Salah satunya adalah Bang Icang atau Andi yang merupakan Koordinator Pengelola RPTRA. Wah asik!
Nah di depan ruang pengelola ini, saya melihat ada semacam tugu. Saya pun panasaran. Tugu Apakah ini? Bang Icang menjelaskan tugu tersebut sudah ada di situ semenjak zaman Belanda. Sayangnya Icang tidak menjelaskan sejarah tugu tersebut.