Manusia sebagai subyek kajian sosiologi memiliki berbagai sisi. Dalam prakatanya, Peter L. Burger dan Thomas Luckmann, penulis buku ini menuliskan tujuan penulisan, sebagai suatu pembahasan teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan. Â Dalam pengantarnya, kedua penulis memberikan pilihan untuk menjawab pertanyaan: Dari segi mana sosiologi pengetahuan didekati?
Peter L. Burger dan Thomas Luckmann hadir dalam usaha menyingkap misteri manusia sebagai Homo Faber. Manusia, yang melalui tindakan dan aksinya, kebingungan dalam memberi makna pada hasil karyanya sendiri.
Frans M Parera, dalam pengantar buku berbahasa Indonesia, menyebut bila Karl Marx telah berhasil menjelaskan bagaimana matter meciptakan mind, maka Burger dan Luckmann secara meyakinkan menjelaskan bagaimana mind menciptakan matter.
Peter L. Burger adalah Guru Besar Sosiologi di Rutgers University. Sementara Thomas Luckmann adalah Guru Besar Sosiologi di Universitas Franfurt, Jerman. Beberapa akademisi menyebut kedua sosiolog ini tokoh mazhab Frankfurt.
Kerja keras Berger dan Luckmann mengurai proses dialektis sedari 1962, membuktikan bahwa kenyataan sosial itu merupakan konstruksi sosial dialektis buatan masyarakat sendiri dalam perjalanan sejarahnya dari masa silam ke masa kini dan masa depan. Bila Anda dekat dengan pemikiran Hegel, Weber, Durkheim, Karl Marx hingga gerakan protestanisme dari Martin Luther, tentu memberi satu keuntungan saat membaca buku ini.
Secara sistematis, Tafsir Sosial atas Kenyataan terbagi menjadi satu pendahuluan, tiga bab pembahasan dan satu kesimpulan.Â
Sebagai pendahuluan, Anda akan dibawa memahami bagaimana masalah sosiologi pengetahuan. Bab pertama, akan mengulas tentang dasar-dasar pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Di bab kedua, bahasan tentang pelembagaan dan legitimasi masyarakat sebagai kenyataan obyektif. Bab ketiga, mencakup bahasan yang lebih luas tentang masyarakat sebagai kenyataan subyektif. Di bab ini, tersaji sub bahasan tentang internalisasi kenyataan, internalisasi kenyataan dan struktur sosial, teori-teori tentang identitas dan terakhir, organisme dan identitas. Â
Sebagai kesimpulan, Â Berger dan Luckmann mengingatkan bahwa sosiologi harus dikembangkan dalam suatu percakapan yang terus-menerus dengan sejarah dan filsafat, jika tidak ingin kehilangan obyek penyelidikannya yang semestinya.
Meskipun dilabeli sebagai buku sosiologi, jelas pemikiran Berger dan Luckmann tentang konstruksi realitas sosial masyarakat turut memberi sumbangan pada disiplin ilmu lain. Di ilmu komunikasi misalnya, teori konstruksi realitas sosial dari Berger dan Luckmann memberi landasan pemikiran pada kajian analisis framing media massa.
Buku setebal 256 halaman ini diterbitkan oleh LP3ES dengan penerjemah Hasan Basari. Secara berkala, buku Tafsir Sosial atas Kenyataan mengalami cetak ulang yang kini mencapai cetakan kesepuluh pada April, 2013 lalu.
