saya, secara pribadi, lebih nyaman bekerja dibelakang layar'. tanpa nama apalagi publikasi. termasuk wawancara dengan narasumber, tentunya.
namun untuk narasumber kali ini, saya tergelitik untuk menuliskannya. Gloria Natapradja Hamel alias Gloria, dara manis yang belum genap tujuh belas tahun adalah sosok yang harus saya wawancara.Â
bukan wawancara biasa, karena harus ditayangkan live dan nantinya ditonton ribuan user internet. ketegangan demi ketegangan menghampiri. beberapa pertanyaan bernada bimbang menyeruak saat diskusi dengan tim kreatif. apakah dara manis ini mampu menjawab pertanyaan yang sudah ada? akankah dia demam panggung? apakah dia mampu menghadapi (lagi) sorotan kamera yang sebelumnya seolah tak lepas dari parasnya?Â
hmmmm,... belum lagi kendala teknis yang kami hadapi. tim kami mengambil alih, setidaknya selama 60 menit, satu dari studio televisi nasional.Â
dari menghampiri, ketegangan menyergap. saya harus membrief beberapa pertanyaan yang khusus ditujukan padanya.
untunglah beberapa menit sebelum acara, gloria, panggilan akrabnya mampu relaks dan santai.Â
malah dia, yang menenangkan saya "tenang mas,...tenang". he he he, jadilah dia saya kawal hingga masuk studio.
terlambat beberapa menit dari jam j , show go on. berikut dua petikan pertanyaan dan jawaban yang dipersingkat.
Bagaimana perasaan Gloria, begitu mengetahui tidak diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih?
Gloria : Sempat sedih, tapi nggak bisa menyalahkan siapa-siapa. Padahal aku berusaha untuk jadi anggota Paskibaraka.
Bila nanti sudah memutuskan kewarganegaraan, negara mana yang dipilih? Kenapa?
Gloria : Indonesia. Soalnya, aku lahir disini dan ingin berjuang untuk negara tempat aku dilahirkan.
cukupah sekian.
saya bingung menyisipkan gambar.
