Mohon tunggu...
Tomi Syavitra
Tomi Syavitra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Chief Executive Officer - Aurelindo

Tomi Syavitra adalah Tokoh muda Minangkabau, berprofesi sebagai Founder & CEO Scaleup Business Consulting Aurelindo, Dosen di Perbanas Institute. @Scaleupbisnis 62811901299

Selanjutnya

Tutup

Financial

Rahasia dibalik Kekayaan: Mengatasi Pengangguran

11 Juni 2024   13:28 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sumatera Barat masuk dalam peringkat 8 besar nasional dengan angka 5,94 persen. Angka pengangguran di Sumatera Barat walaupun mengalami penurunan, namun masih berada di peringkat kedelapan tertinggi secara nasional. Masalah pengangguran bukan hanya soal kurangnya lapangan pekerjaan, tetapi juga tentang bagaimana kita melihat peluang dan menciptakan solusi. 

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kekayaan sejati tidak hanya terkait dengan pekerjaan bergaji tinggi, tetapi juga dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Apakah kita benar-benar mengerti bagaimana kekayaan bekerja dan bagaimana mencapainya?

Berdasarkan literatur buku " The Millionaire Fastlane: Crack the Code to Wealth and Live Rich for a Lifetime, karya MJ DeMarco", saya sebagai penulis ingin menjelaskan bahwa pemahaman kita tentang uang sering kali dipengaruhi oleh lingkungan dan pola asuh kita. Kebanyakan orang percaya bahwa kekayaan hanya dapat dicapai melalui pekerjaan dengan gaji tinggi. 

Namun, penulis menekankan bahwa kekayaan sejati datang dari menyelesaikan masalah yang signifikan di pasar. Orang-orang kaya, seperti Jeff Bezos dan Elon Musk, memahami bahwa uang mengikuti solusi. Mereka menciptakan nilai dengan memecahkan masalah yang dihadapi banyak orang, dan itulah yang membuat mereka berhasil.

Penulis juga menunjukkan bahwa sekolah dan masyarakat tidak mengajarkan kita tentang cara kerja uang yang sebenarnya. Kita diajarkan untuk mengejar pekerjaan demi mendapatkan gaji, tetapi tidak diajarkan untuk mencari masalah dan menciptakan solusi. Untuk mencapai kekayaan, kita harus mengubah cara pandang kita tentang uang dan fokus pada menciptakan nilai bagi orang lain.

Situasi di Sumatera Barat, kita melihat bahwa mengurangi pengangguran memerlukan pendekatan yang inovatif. Daripada hanya menunggu lapangan pekerjaan terbuka, masyarakat harus didorong untuk menjadi pencipta lapangan kerja melalui kewirausahaan dan inovasi. 

Pelatihan dan pendidikan yang fokus pada pengembangan keterampilan dan pemahaman tentang pasar sangat penting. Pemerintah dan institusi pendidikan harus memainkan peran penting dalam memberikan pelatihan kewirausahaan yang praktis dan relevan. Ini dapat mencakup program inkubasi bisnis, akses ke pendanaan mikro, dan mentor dari kalangan profesional yang berpengalaman.

Ada argumen yang mengatakan bahwa keberuntungan dan latar belakang keluarga memainkan peran besar dalam mencapai kekayaan. Meskipun ada kebenaran dalam hal ini, laporan dari Wealth X menunjukkan bahwa 68% dari orang-orang ultra kaya di dunia adalah hasil usaha sendiri. Ini menunjukkan bahwa dengan pemahaman yang tepat dan kerja keras, siapa pun memiliki peluang untuk mencapai kekayaan.

Selain itu, banyak yang berpendapat bahwa untuk menjadi kaya, seseorang harus memiliki keterampilan teknis tinggi atau modal besar. Namun, penulis menekankan bahwa solusi terhadap masalah tidak selalu memerlukan keahlian khusus atau modal besar. Yang diperlukan adalah pemahaman pasar dan kemampuan untuk menemukan solusi yang scalable. Sebagai contoh, banyak startup teknologi yang dimulai dengan modal kecil tetapi memiliki ide yang kuat dan kemampuan untuk mengeksekusi ide tersebut secara efektif.

Di Sumatera Barat, ada potensi besar dalam sektor-sektor seperti pertanian, pariwisata, dan industri kreatif. Inovasi dalam bidang-bidang ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi digital, petani dapat meningkatkan produktivitas dan pemasaran produk mereka. Di sektor pariwisata, pengembangan destinasi wisata baru dan peningkatan kualitas layanan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan menciptakan banyak peluang kerja.

Mengatasi pengangguran dan mencapai kekayaan di Sumatera Barat membutuhkan perubahan cara pandang terhadap uang dan pekerjaan. Fokus harus dialihkan dari sekadar mencari pekerjaan bergaji tinggi ke penciptaan nilai dan solusi terhadap masalah masyarakat. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi pengangguran tetapi juga membangun fondasi untuk kekayaan sejati dan berkelanjutan.

Penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kewirausahaan. Program-program dukungan seperti pelatihan kewirausahaan, akses ke pendanaan, dan bimbingan dari mentor berpengalaman harus diperluas. Dengan dukungan yang tepat, individu dan komunitas dapat mengembangkan ide-ide inovatif yang dapat mengatasi masalah lokal dan menciptakan nilai ekonomi yang signifikan.

Pesan ini sangat relevan bagi kita semua: berhentilah hanya mengejar uang dan mulailah mencari solusi terhadap masalah. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya bisa mencapai kekayaan tetapi juga menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Mari kita bekerja sama untuk mendorong inovasi dan kewirausahaan, sehingga Sumatera Barat dapat bergerak maju dengan kekuatan penuh.

Melalui pendekatan ini, kita dapat melihat masa depan yang lebih cerah di mana angka pengangguran terus menurun dan kekayaan sejati dapat dicapai oleh lebih banyak orang. Dengan berfokus pada solusi dan menciptakan nilai, kita tidak hanya membangun masa depan yang lebih baik bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi generasi mendatang. Inilah saatnya untuk beraksi dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk menciptakan perubahan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun