Mohon tunggu...
Tomi Satryatomo
Tomi Satryatomo Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Media, Pembelajar Komunikasi, Mantan Jurnalis TV

Catatan-catatan ringan dan acak dari kehidupan sehari-hari. Silakan berkomentar, menyampaikan kritik dan saran, selama disampaikan dengan baik, tidak mengandung fitnah atau melanggar SARA.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selamat Jalan Bhim, Salam Kagem Bapak

1 Juni 2024   23:50 Diperbarui: 2 Juni 2024   08:13 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimat tahlil ‘Laa Illaha illLah’ mengalun lirih dari mulut orang-orang yang menggotong keranda jenazah.Aku salah satunya, mengusung di bagian depan keranda, pada bahu kiriku.

Entah sudah berapa kali aku mengusung keranda jenazah, tapi kali ini terasa berbeda. Air mata diam-diam deras mengalir.

Tidak pernah terbayang, kali ini aku mengusung keranda berisi jenazah adikku sendiri. Kepalanya hanya terpaut beberapa sentimeter dari kepalaku.

Kabar duka itu aku terima pagi harinya, Senin (26/6/2023). Di ujung telepon, dokter di ruang gawat darurat rumah sakit bicara dengan nada duka.

“Maaf ya Pak. Kami sudah berusaha sebaik-baiknya. Pasien masuk dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi jantungnya sudah terlalu lemah,” kata dokter perempuan itu, “Saya nyatakan meninggal pada pukul 7.15 pagi.”

“Penyebabnya, Dok?” tanyaku menggesa. Aku melihat jam. Pukul 7.16.

“Henti jantung, yang penyebabnya bisa banyak,” jawab dokter. Nadanya agak tegang. Pertanyaan berikutnya sudah diujung lidah.

Tapi tak ada waktu lagi. Ibu harus diberitahu langsung, tidak boleh tahu dari orang lain, karena kabar bisa cepat menyebar.

Ibu sedang berjemur dan bertegur sapa dengan tetangga ketika aku tiba.

Di kursi kesayangannya, kabar duka aku sampaikan dalam pelukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun