(sekilas informasi tentang kampung deret untuk mengimbangi postingan black campaing sebelah)
*** Ide awal ***
Ternyata ide tersebut ternyata bukan ide jokowi sendiri tetapi hasil sebuah sayembara karang taruna tentang konsep kampung sehat
Sumber: http://geotimes.co.id/seni-budaya/seni-budaya-news/arsitektur/1509-ide-kampung-deret-petogogan-berawal-dari-sayembara.html
Opini saya : Ide ini mungkin didapat beliau dari blusukannya yang heran ide tersebut sudah ada dari 2005 akan tetapi belum ada yang melihatnya kecuali Pak Jokowi.
*** Penolakan ***
Ide tersebut Sempat di tolak Menteri Pekerjaan Umum karena salah satunya ada di pinggiran kali ciliwung
Sumber:http://finance.detik.com/read/2012/11/28/122118/2103682/4/ide-kampung-deret-jokowi-ditolak-djokir-ini-alasannya
Ide tersebut juga sempat di tentang warga karena ragu akan konsep tersebut akan tetapi beliau selalu meyakinkan warga dengan proyek percontohannya
Sumber :http://news.detik.com/read/2013/09/15/231056/2359306/10/ini-cara-jokowi-yakinkan-warga-tentang-konsep-kampung-deret?nd771104bcj
Dengan usahanya yang pantang menyerah Pak jokowi terus meyakinkan warga , hingga kini banyak yang menginginkannya:
Karena contoh bangunan kampung deret telah ada, Jokowi mengaku tak lagi kesulitan membujuk warga untuk membongkar bangunan rumahnya yang menjadi sasaran lokasi kampung deret.
"Tahun kemarin itu kita yang kejar-kejar warga. Sekarang warga yang mengejar-ngejar kita," ungkapnya. -
Sumber: http://news.liputan6.com/read/2015964/sempat-ditentang-jokowi-kini-warga-inginkan-kampung-deret
*** Masalah-Masalah yang timbul saat realisasi ***
Walaupun begitu Suatu proyek tidak akan lepas dari masalah, yang ternyata bukan masalah hehehe:
1. Isu pungutan liar:
"Adanya penipu yang membawa kaburdana penerima bantuan sosial, Adanya oknum MR. x yang menipu warga sempat membuat isu pungutan liar. hanya saja Sabam mengaku seharusnya warga melapor ke polisi. Sebab mereka jelas-jelas menjadi korban penipuan. ”Sayangnya ini kok tidak ada yang melapor ke polisi,” tegasnya (jadi permasalah ini bukan pungutan liar tetapi penipuan semata)"
2. Isu intimidasi :
"adanya laporan permintaan fee 2 persen dari para penerima dana oleh perangkat RT dan RW setempat. Itu terjadi di RW 15, Kelurahan Pisangan Lama, Kecamatan Pulogadung dengan dalih biaya operasional. Bahkan berembus isu warga diintimidasi. Bila tidak mem berikan 2 persen dari anggaran bantuan sosial yang diterima maka uang tak cair. "
Ternyata : "Sutaryo, Ketua RW 15 mengungkapkan penarikan biaya 2 persen penerima dana hibah Kampung Deret untuk biaya operasinal sudah disepakati bersama. Di tempat terpisah, Dulmadi (45), Ketua RT.10 RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara menuturkan, bantuan sosial Kampung Deret berjalan lancar. "
3. Isu pungutan liar :
"Sedangkan di Kelurahan Tanah Tinggi, sempat ada isu pungutan liar (pungli) Rp 500 ribu oleh Ketua RW terhadap warga penerima bansos." Tapi Sabam membantahnya. ”Itu sudah kesepakatan antara warga dengan Ketua RW. Dana itu untuk biaya membuang puing-puing bangunan,” tegasnya.
Sumber: http://www.indopos.co.id/2014/03/sederet-masalah-kampung-deret.html
*** Respons warga ***
Ternyata setelah terealisasi respon warga adalah sebagai berikut :
“Pokoknya, sebagian besar warga disini senang. Saya rasa sih sebenarnya senang semua. Jadi harapannya saya, Pak Jokowi tetap peduli sama rakyat kecil seperti saya ini,” ujar Pak Maska, (73 tahun) selaku salah satu tokoh masyarakat di RT 12/05 Kampung Deret.
sumber :https://id.berita.yahoo.com/warga-kampung-deret-anggap-jokowi-pemimpin-murni-230719430.html
*** Kelanjutan ***
Sekarang kelanjutannya kampung deret malah menjadi inspirasi gubenur daerah lain:
“Ini kampung deret menurut saya ide brilian. Karena apa? Karena suatu upaya dalam rangka membenahi keadaan kampung-kampung khususnya di kota Jakarta yang amat padat. Ini suatu terobosan, solusi tepat, karena dengan kampung deret ini memudahkan kebersihan, antar warga tidak ada perbedaan, dan kebersamaan, dan gotong royong antar warga di kampung deret bisa ditingkatkan,” kata Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang
sumber:http://news.okezone.com/read/2014/05/25/340/989952/gubernur-kalteng-terinspirasi-kampung-deret-di-jakarta
Kesimpulan ternyata pemimpin yang mendengarkan aspirasi rakyatnya akan mendapatkan sesuatu yang baik dibanding pemimpin yang hanya mendengarkan suara dan pendapatnya sendiri :)
Ucapan mudah dikatakan, tindakan membuktikan kenyataan!
Biasakan diri tidak memakai emosi dan perasaaan, berpendapat dengan bukti dan fakta lebih menarik hehehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H