Mohon tunggu...
WhitePie .
WhitePie . Mohon Tunggu... lainnya -

Saya adalah seorang yang kebanyakan berpikir hehehe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampung Deret Dahulu di Caci Sekarang Dinanti

31 Mei 2014   08:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Isu pungutan liar:
"Adanya penipu yang membawa kaburdana penerima bantuan sosial, Adanya oknum MR. x yang menipu warga sempat membuat isu pungutan liar. hanya saja Sabam mengaku seharusnya warga melapor ke polisi. Sebab mereka jelas-jelas menjadi korban penipuan. ”Sayangnya ini kok tidak ada yang melapor ke polisi,” tegasnya (jadi permasalah ini bukan pungutan liar tetapi penipuan semata)"

2. Isu intimidasi :
"adanya laporan permintaan fee 2 persen dari para penerima dana oleh perangkat RT dan RW setempat. Itu terjadi di RW 15, Kelurahan Pisangan Lama, Kecamatan Pulogadung dengan dalih biaya operasional. Bahkan berembus isu warga diintimidasi. Bila tidak mem berikan 2 persen dari anggaran bantuan sosial yang diterima maka uang tak cair. "

Ternyata : "Sutaryo, Ketua RW 15 mengungkapkan penarikan biaya 2 persen penerima dana hibah Kampung Deret untuk biaya operasinal sudah disepakati bersama. Di tempat terpisah, Dulmadi (45), Ketua RT.10 RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara menuturkan, bantuan sosial Kampung Deret berjalan lancar. "

3. Isu pungutan liar :

"Sedangkan di Kelurahan Tanah Tinggi, sempat ada isu pungutan liar (pungli) Rp 500 ribu oleh Ketua RW terhadap warga penerima bansos." Tapi Sabam membantahnya. ”Itu sudah kesepakatan antara warga dengan Ketua RW. Dana itu untuk biaya membuang puing-puing bangunan,” tegasnya.
Sumber: http://www.indopos.co.id/2014/03/sederet-masalah-kampung-deret.html

*** Respons warga ***
Ternyata setelah terealisasi respon warga adalah sebagai berikut :
“Pokoknya, sebagian besar warga disini senang. Saya rasa sih sebenarnya senang semua. Jadi harapannya saya, Pak Jokowi tetap peduli sama rakyat kecil seperti saya ini,” ujar Pak Maska, (73 tahun) selaku salah satu tokoh masyarakat di RT 12/05 Kampung Deret.
sumber :https://id.berita.yahoo.com/warga-kampung-deret-anggap-jokowi-pemimpin-murni-230719430.html

*** Kelanjutan ***
Sekarang kelanjutannya kampung deret malah menjadi inspirasi  gubenur daerah lain:
“Ini kampung deret menurut saya ide brilian. Karena apa? Karena suatu upaya dalam rangka membenahi keadaan kampung-kampung khususnya di kota Jakarta yang amat padat. Ini suatu terobosan, solusi tepat, karena dengan kampung deret ini memudahkan kebersihan, antar warga tidak ada perbedaan, dan kebersamaan, dan gotong royong antar warga di kampung deret bisa ditingkatkan,” kata Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang
sumber:http://news.okezone.com/read/2014/05/25/340/989952/gubernur-kalteng-terinspirasi-kampung-deret-di-jakarta

Kesimpulan ternyata pemimpin yang mendengarkan aspirasi rakyatnya akan mendapatkan sesuatu yang baik dibanding pemimpin yang hanya mendengarkan suara dan pendapatnya sendiri :)

Ucapan mudah dikatakan, tindakan membuktikan kenyataan!
Biasakan diri tidak memakai emosi dan perasaaan, berpendapat dengan bukti dan fakta lebih menarik hehehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun