Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa, Freelance Shopkeeper

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aturan Lepas Hijab Bagi Paskibraka 2024: Isu Islamofobia dan Tantangan Toleransi di Indonesia

15 Agustus 2024   09:56 Diperbarui: 15 Agustus 2024   10:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto: Antara Foto/Sigid Kurniawan)

Isu Islamofobia dan Tantangan Toleransi

Kebijakan BPIP ini dianggap oleh banyak pihak sebagai langkah menuju sekularisme yang ekstrem, di mana identitas religius individu, khususnya Muslimah, diabaikan. Kritikus berpendapat bahwa pemaksaan untuk melepas hijab merupakan bentuk intoleransi dan diskriminasi terhadap umat Islam yang mencerminkan sikap islamofobia yang berkembang dalam institusi negara.

Sejumlah aktivis hukum dan organisasi masyarakat sipil menyatakan bahwa kebijakan ini berpotensi melanggar hak asasi manusia serta prinsip nondiskriminasi yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. KPAI juga mengingatkan bahwa pemaksaan melepas jilbab dapat melanggar hak anak, mengingat banyak dari mereka telah mengenakan hijab sebagai bagian dari identitas dan praktik agama mereka sejak kecil.

Dampak Psikologis dan Sosial

  • Pengaruh terhadap Identitas Diri

Aturan lepas hijab bagi Paskibraka 2024 tidak hanya berdampak pada aspek hukum dan agama, tetapi juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan sosial para anggota Paskibraka. Bagi sebagian besar dari mereka, hijab merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas diri dan praktik keagamaan yang telah mereka jalani sejak kecil. Pemaksaan untuk melepas hijab dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, cemas, dan bahkan trauma bagi para anggota Paskibraka putri. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan performa mereka dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pasukan pengibar bendera. 

  • Rasa Malu dan Rendah Diri

Selain itu, peristiwa ini juga dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri bagi para anggota Paskibraka yang terpaksa melepas hijab di depan publik. Mereka mungkin merasa bahwa identitas mereka sebagai Muslimah tidak dihargai dan diabaikan oleh institusi yang seharusnya melindungi hak-hak mereka. Rasa rendah diri ini dapat berlanjut ke aspek lain dalam kehidupan mereka, seperti interaksi sosial dan akademis.

  • Ketegangan Sosial

Secara sosial, aturan ini dapat memicu ketegangan dan konflik di antara masyarakat yang memiliki latar belakang agama berbeda. Umat Islam, khususnya kaum perempuan, dapat merasa tersinggung dan tidak dihargai atas identitas keagamaan mereka. Hal ini dapat menimbulkan rasa kecurigaan dan permusuhan antar-kelompok agama, yang pada akhirnya dapat mengancam kerukunan dan persatuan bangsa.

Pentingnya Menjaga Toleransi Beragama

  • Konteks Keberagaman Indonesia

Polemik mengenai aturan lepas hijab bagi Paskibraka 2024 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga toleransi beragama di Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman agama, budaya, dan etnis, Indonesia harus mampu menjadi contoh dalam mempromosikan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan. 

  • Peran Pemerintah

Pemerintah, dalam hal ini BPIP, perlu mempertimbangkan kembali kebijakan ini dengan memperhatikan aspirasi dan kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan yang diskriminatif dan intoleran tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga dapat merusak citra Indonesia di mata dunia internasional sebagai negara yang menjunjung tinggi keberagaman.

  • Dialog dan Musyawarah

Selain itu, masyarakat juga perlu memupuk sikap saling memahami dan menghargai perbedaan agama. Perdebatan mengenai aturan lepas hijab Paskibraka harus diselesaikan melalui dialog dan musyawarah, bukan dengan cara-cara yang dapat memicu konflik dan perpecahan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, termasuk dalam menyikapi isu-isu sensitif terkait agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun