Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa, Freelance Shopkeeper

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Skripsi Masih Harus Dicetak? Sebuah Tinjauan dari Perspektif Akademik dan Lingkungan

24 November 2023   06:41 Diperbarui: 24 November 2023   06:55 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: prodikedokteran.fk.uns.ac.id

2. Perspektif Lingkungan

Dari perspektif lingkungan, ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pencetakan skripsi, antara lain:

  • Pemakaian kertas yang berlebihan.

Pencetakan skripsi membutuhkan kertas yang cukup banyak, tergantung dari jumlah halaman dan jumlah eksemplar yang harus dicetak. Kertas merupakan produk yang berasal dari pohon, yang harus ditebang untuk dijadikan bahan baku. Penebangan pohon yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hutan, hilangnya habitat satwa liar, perubahan iklim, dan bencana alam.

  • Pemakaian tinta yang berlebihan.

Pencetakan skripsi juga membutuhkan tinta yang cukup banyak, tergantung dari jenis dan warna tinta yang digunakan. Tinta merupakan produk yang berasal dari bahan kimia, yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Tinta yang terbuang dapat mencemari tanah, air, dan udara, serta membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

  • Pembuangan sampah yang tidak tepat.

Pencetakan skripsi juga dapat menghasilkan sampah, baik dari kertas maupun dari tinta yang tidak terpakai. Sampah ini harus dibuang dengan cara yang tepat, agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Namun, tidak semua orang membuang sampah dengan cara yang benar. Banyak orang yang membuang sampah sembarangan, baik di tempat umum maupun di sungai. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, penumpukan sampah, bau tidak sedap, dan penyebaran penyakit.

Sumber Gambar: Dictio Community
Sumber Gambar: Dictio Community

Saran

Berdasarkan tinjauan di atas, dapat disimpulkan bahwa pencetakan skripsi memiliki alasan yang kuat dari perspektif akademik, namun juga memiliki dampak yang buruk dari perspektif lingkungan. Oleh karena itu, perlu ada solusi yang dapat mengatasi masalah ini, tanpa mengorbankan salah satu perspektif. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan:

  • Mengurangi jumlah halaman dan eksemplar skripsi yang harus dicetak.

Salah satu cara untuk menghemat kertas dan tinta adalah dengan mengurangi jumlah halaman dan eksemplar skripsi yang harus dicetak. Hal ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan format penulisan skripsi, seperti margin, spasi, font, ukuran, dan lain-lain, agar lebih efisien dan hemat. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan menentukan jumlah eksemplar skripsi yang harus dicetak, sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi. Misalnya, hanya mencetak satu eksemplar untuk disimpan di perpustakaan, dan satu eksemplar untuk arsip pribadi.

  • Memanfaatkan teknologi digital.

Salah satu cara untuk menggantikan kertas dan tinta adalah dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti komputer, laptop, tablet, smartphone, dan lain-lain. Teknologi digital dapat digunakan untuk menyimpan, mengirim, dan membaca skripsi dalam bentuk soft file, tanpa harus mencetaknya. Teknologi digital juga dapat digunakan untuk melakukan proses verifikasi dan validasi skripsi, dengan menggunakan sistem elektronik, seperti e-signature, e-mail, e-library, dan lain-lain. Teknologi digital juga dapat digunakan untuk melakukan proses penelitian, dengan menggunakan sumber-sumber online, seperti e-journal, e-book, e-database, dan lain-lain.

  • Menanam pohon.

Salah satu cara untuk mengembalikan keseimbangan lingkungan adalah dengan menanam pohon. Pohon dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pencetakan skripsi, seperti kerusakan hutan, perubahan iklim, dan bencana alam. Pohon juga dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan, seperti menyediakan oksigen, menyerap karbon dioksida, menstabilkan tanah, dan memberi habitat bagi satwa liar. Menanam pohon dapat dilakukan oleh siapa saja, baik secara individu maupun kolektif, baik di lingkungan perguruan tinggi maupun di luar perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun