Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa, Freelance Shopkeeper

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelusuri Akar Krisis Identitas di Indonesia: Sejarah, Budaya, dan Politik

20 November 2023   17:17 Diperbarui: 20 November 2023   21:44 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: MMC Kalteng
Sumber Gambar: MMC Kalteng

Namun, budaya Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman dan tantangan yang dapat menggerus dan menghilangkan identitas kita. Salah satu ancaman yang paling nyata adalah globalisasi. Globalisasi adalah proses yang tidak dapat dihindari, yang membawa berbagai manfaat dan kemudahan bagi masyarakat Indonesia, seperti kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, dan ekonomi. Namun, globalisasi juga membawa berbagai dampak negatif, seperti homogenisasi, dominasi, dan asimilasi budaya. Globalisasi dapat membuat budaya Indonesia kehilangan ciri khas dan keunikan, serta tergantikan oleh budaya asing yang lebih populer dan modern. Globalisasi juga dapat menimbulkan krisis identitas di kalangan generasi muda Indonesia, yang lebih terpapar dan terpengaruh oleh budaya asing, dan kurang mengenal dan menghargai budaya sendiri.

Selain globalisasi, budaya Indonesia juga terancam oleh berbagai faktor internal, seperti kemerosotan moral, kehilangan nilai, dan kebangkrutan budaya. Kemerosotan moral adalah fenomena yang terjadi akibat dari lemahnya pendidikan karakter, etika, dan agama di masyarakat Indonesia, yang menyebabkan berbagai perilaku negatif, seperti korupsi, kekerasan, narkoba, seks bebas, dan radikalisme. Kehilangan nilai adalah fenomena yang terjadi akibat dari hilangnya rasa hormat, cinta, dan tanggung jawab terhadap budaya sendiri, yang menyebabkan berbagai tindakan merusak, seperti pembakaran, penghancuran, dan pencurian benda-benda bersejarah dan budaya. Kebangkrutan budaya adalah fenomena yang terjadi akibat dari minimnya kreativitas, inovasi, dan produktivitas di bidang seni dan budaya, yang menyebabkan berbagai karya budaya yang stagnan, monoton, dan tidak berkualitas.

3. Politik

Sumber Gambar: Pascasarjana UMSU
Sumber Gambar: Pascasarjana UMSU

Politik Indonesia adalah politik yang kompleks dan dinamis. Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan reformasi politik sejak kemerdekaan, yang membawa dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Salah satu perubahan politik yang paling fundamental adalah transisi dari otoritarianisme ke demokrasi, yang dimulai pada tahun 1998. Demokrasi adalah sistem politik yang diidam-idamkan oleh banyak bangsa di dunia, termasuk Indonesia, yang menjamin hak dan kebebasan rakyat, serta partisipasi dan representasi politik yang luas dan adil. Demokrasi juga merupakan sistem politik yang sesuai dengan Pancasila, yang merupakan ideologi dan identitas bangsa Indonesia. Pancasila adalah rumusan dan kesepakatan bersama bangsa Indonesia, yang mengandung nilai-nilai universal, humanis, dan progresif, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pancasila juga merupakan dasar hukum dan konstitusi negara Indonesia, yang menjamin kedaulatan rakyat, hak asasi manusia, negara hukum, demokrasi, dan kebhinekaan.

Namun, demokrasi Indonesia juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang dapat mengancam identitas kita. Salah satu masalah yang paling krusial adalah politik identitas. Politik identitas adalah politik yang menggunakan identitas tertentu, seperti suku, agama, ras, atau golongan, sebagai alat untuk memobilisasi dan memanipulasi massa, serta untuk mencapai kepentingan dan kekuasaan politik. Politik identitas dapat menimbulkan polarisasi, intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan antar kelompok di masyarakat Indonesia, yang dapat mengancam persatuan dan keberagaman bangsa. Politik identitas juga dapat menimbulkan krisis identitas di kalangan masyarakat Indonesia, yang merasa bingung dan terpecah antara identitas primordial dan identitas nasional.

Selain politik identitas, demokrasi Indonesia juga terhambat oleh berbagai faktor eksternal, seperti campur tangan asing, tekanan global, dan ancaman terorisme. Campur tangan asing adalah fenomena yang terjadi akibat dari adanya kepentingan dan agenda politik dari negara-negara lain, terutama negara-negara besar dan kuat, yang berusaha mempengaruhi dan mengintervensi kebijakan dan keputusan politik Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tekanan global adalah fenomena yang terjadi akibat dari adanya standar dan norma internasional, yang seringkali tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal Indonesia, yang mengharuskan Indonesia untuk menyesuaikan dan mengikuti aturan dan tuntutan global, tanpa mempertimbangkan dampak dan konsekuensinya bagi bangsa Indonesia. Ancaman terorisme adalah fenomena yang terjadi akibat dari adanya kelompok-kelompok radikal dan ekstremis, yang menggunakan kekerasan dan teror sebagai cara untuk menyebarkan ideologi dan propaganda mereka, yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan demokrasi, yang mengancam keamanan dan kedamaian bangsa Indonesia.

Kesimpulan

Sumber Gambar: Deepublish Store
Sumber Gambar: Deepublish Store

Krisis identitas di Indonesia adalah fenomena yang kompleks dan multidimensi, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah, budaya, dan politik. Krisis identitas di Indonesia dapat berdampak negatif bagi keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia, jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu melakukan upaya-upaya untuk mengatasi krisis identitas di Indonesia, dengan cara:

  • Mempelajari dan memahami sejarah Indonesia secara objektif dan kritis, serta mengambil hikmah dan pelajaran dari masa lalu, tanpa terjebak dalam nostalgia atau trauma.
  • Melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia secara kreatif dan adaptif, serta menghargai dan mengapresiasi keberagaman dan keunikan budaya Indonesia, tanpa merasa rendah atau tinggi diri.
  • Memperbaiki dan memperkuat demokrasi Indonesia secara inklusif dan partisipatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan konstitusi, tanpa terpengaruh oleh kepentingan atau kekuasaan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun