Mohon tunggu...
Tomi Ashari
Tomi Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Humanistik dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

3 Juli 2022   19:55 Diperbarui: 3 Juli 2022   20:23 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar bukan hanya dapat diartikan sebagai kegiatan membaca, menulis dan bukan pula menghafal, tetapi belajar merupakan rangkaian proses yang dapat menciptakan peningkatan dan perkembangan pada diri peserta didik. Peningkatan tersebut dapat mencakup perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, kecakapan, serta kemampuan yang dimilikinya (Nast & Yarni, 2019).

Peserta didik merupakan individu yang memiliki sisi kemanusiaan dan untuk meningkatkan kesadaran akan hal tersebut, mereka perlu dididik dengan model pembelajaran yang “bebas dan adil”. Artinya mereka perlu untuk dibekali pengetahuan akan kehidupan dari berbagai sisi sehingga peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan kekhasan masing-masing (Saputri, 2022). Hal tersebut sejalan dengan tujuan proses mendidik yaitu tidak hanya membentuk seseorang yang ahli dan terampil, namun juga berdaya guna bagi lingkungannya (Perni, 2018). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, efektivitas dan kualitas kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan (akubelajar.id, 2020).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat digaris bawahi bahwa sejatinya pendidikan tidak hanya mencakup proses peningkatan kemampuan seseorang melalui aspek kognitif atau akademis saja, namun juga melalui aspek dan peningkatan kepribadian yang dimiliki masing-masing individu. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk dapat mewujudkan hal tersebut salah satunya adalah melalui penerapan teori belajar humanistik. Teori belajar humanistik sendiri telah banyak dikaji oleh banyak peneliti dan ditulis ke dalam berbagai jurnal. Dalam kajian tersebut menyatakan mulai dari definisi, prinsip-prinsip humanistik, kelebihan dan kelemahan, serta aplikasi teori belajar humanistik ini.

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik

Menurut Tri Putra Junaidi Nast dan Nevi Yarni (2019) teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peseta didik untuk dapat mampu mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori belajar humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini menitikberatkan pada pentingnya pengalaman yang bersifat subyektif dan pengetahuan mengenai diri sendiri atau self-direction (Diana Devi, 2021).

Selanjutnya Gagne dan Briggs juga menyampaikan pendapat mengenai psikologi humanistik. Mereka menyebutkan bahwa pendekatan humanistik mencakup pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan sistem ini dilakukan agar peserta didik dapat memilih rencana pelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka sehingga mereka dapat mencurahkan waktu yang dimiliki untuk menjapai tujuan pembelajaran tersebut .(Uno, 2016: 13).
Beberapa cara atau upaya untuk menerapkan pendidikan yang bersifat humanis adalah dengan menerapkan pola pendidikan demokratis, pola pendidikan yang memperhatikan keunikan peserta didik dalam pembelajaran, pola pendidikan yang menjaga hubungan harmonis antara warga sekolah baik antara peserta didik dengan peserta didik, guru dengan guru, maupun guru dengan peserta didik. Untuk itu dalam upaya menghasilkan pola pendidikan yang positif perlu diadakannya pengembangan tradisi yang sudah ada (Suswanto et al., 2015).

Jika kita kaitkan pendapat para ahli tersebut, tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya dengan cara mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik. Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta bagaimana peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

B. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik

Pendekatan humanistik memandang bahwa peserta didik adalah seseorang sebagai suatu kesatuan. Atau dapat diartikan bahwa pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi atau bahan ajar yang menjadi  sasaran, tetapi juga membantu peserta didik untuk mengembangkan diri mereka sebagai manusia (Nast & Yarni, 2019).


Dalam pandangan humanistik, peserta didik bukan sekedar penerima ilmu yang pasif  (Purwo, 1989:212). Berikut ini adalah beberapa prinsip teori belajar humanistik:

  1. Manusia mempunyai keinginan belajar alami 
  2. Belajar yang signifikan dapat terjadi apabila materi pelajaran mempuyai relevansi dengan maksud tertentu yang dirasakan oleh peserta didik 
  3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya 
  4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil 
  5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara 
  6. Belajar yang bermakna dapat diperoleh jika peserta didik melakukannya 
  7. Belajar dengan lancar dapat terjadi jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar 
  8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam 
  9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik dapat ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawasdiri 
  10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

C. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Humanistik

Asri Budiningsih (2005) mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan teori belajar humanistik sebagai berikut :

  1. Teori ini layak untuk diimplementasikan dalam materi pembelajaran yang memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian, perubahan tingkah laku, hati nurani dan pandangan terhadap fakta sosial.
  2. Menurut aliran humanisme, seseorang lebih mempunyai keinginan atau kesanggupan untuk mengembangkan potensi dirinya dan percaya pada takdir biologis dan ciri lingkungan
  3. Keberhasilan dari menerapkan teori belajar humanistik adalah peserta didik merasa dirinya bergembira sehingga ada gairah atau inisiatif dalam belajar serta terjadinya perubahan dalam daya pikir, sikap dan tingkah laku atas keinginan diri sendiri.
  4. Teori ini mengharapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang leluasa, sehingga tidak terbelenggu dengan pandangan orang lain dan dapat mengelola individualitas diri sendiri secara bertanggungjawab dengan tidak mengambil hak - hak orang lain, serta tidak melanggar aturan hukum, norma, maupun etika yang berlaku.
  5. Aliran humanisme menolak sifat tidak percaya diri, dengan kata lain aliran humanisme mengarahkan individu untuk memiliki sifat percaya diri
  6. Teori Humanistik sangat menolong pendidik dalam mengetahui arah belajar pada aspek yang lebih besar, sehingga terwujudnya hal-hal yang ingin dicapai serta membantu pendidik untuk memahami dan mengetahui hakikat dari jiwa manusia. 

Asri Budiningsih juga mengemukakan pendapatnya mengenai kekurangan teori humanistik sebagai berikut (Budiningsih, 2005):

  1. Peserta didik yang tidak memiliki keinginan untuk memahami potensi dirinya akan tertinggal dalam proses belajar
  2. Peserta didik terlalu diberi kebebasan
  3. Teori humanisme sangat percaya diri secara alamiah dan tidak berhasil memberikan pengetahuan pada bagian buruk dari sifat asli manusia
  4. Teori humanisme tidak dapat diuji dengan mudah
  5. Dalam psikologi humanisme terdapat banyak konsep yang masih buram dan subjektif seperti pada aktualisasi diri.
  6. Beberapa kritikus menolak bahwa konsep ini menggambarkan idealisme dan nilai dari Maslow.
  7. Psikologi humanisme mendapati adanya penyimpangan terhadap nilai individualistis
  8. Teori humanisme dikritik karena jarang dipakai dalam konteks yang lebih mudah. Sehingga teori ini dapat diibaratkan lebih akrab dengan dunia filsafat dibandingkan dunia pendidikan.
  9. Pendidik lebih membimbing peserta didik untuk berpikir induktif, mengutamakan pengalaman serta memerlukan keikutsertaan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan teori humanisme.
  10. Teori humanisme masih sulit dimaknai ke dalam kegiatan yang mudah dan dapat diterapkan.  

D. Aplikasi Teori Belajar Humanistik

Pengimplementasian teori humanistik pada kegiatan belajar mengajar dapat digambarkan dengan cara pendidik mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis, mendahulukan praktik serta mengutamakan pada pentingnya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran (Perni, 2018). Teori humanistik sendiri juga sangat mengutamakan komponen - komponen lika-liku keahlian dan keikutsertaan peserta didik sebagai individu yang aktif dalam pembelajaran.

Menurut Carl Rogers (Rogers, 1985) seorang psikolog humanistic, yang utama dalam proses kegiatan belajar mengajar yakni pendidik mencermati pentingnya prinsip pembelajaran beserta pendidikan, diantaranya:

  1.  Menjadi manusia yang bermakna, pendidik menerima peserta didik dengan apa adanya, tanpa membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lainnya.
  2. Peserta didik tidak diharuskan mempelajari hal – hal yang tidak memiliki arti.  
  3. Peserta didik mempelajari perihal yang bermakna bagi dirinya 
  4. Serta menganugerahkan peluang pada peserta didik untuk berkembang sesuai kecepatan dan kemampuannya. 

Dalam teori belajar humanistik, peserta didik memiliki peran sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Oleh sebab itu, pada teori ini, tujuan utama pembelajaran tidak berfokus hasil belajar melainkan pada proses pembelajarannya. Berikut merupakan beberapa proses yang umum untuk dilalui dalam penerapan teori belajar humanistik:

  1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
  2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif.
  3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri 
  4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis dan memaknai proses pembelajaran secara mandiri
  5. Peserta didik didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan. 
  6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
  7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
  8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik. (Mulyati, 2005:182). 

Keberhasilan dari penerapan teori belajar humanistik adalah peserta didik merasakan kebahagiaan, gairah atau inisiatif dalam belajar serta terjadinya perubahan dalam daya pikir, sikap dan tingkah laku atas keinginan diri sendiri. Harapannya, peserta didik dapat menjadi manusia yang leluasa, sehingga tidak terbelenggu dengan pandangan orang lain dan dapat mengelola individualitas diri sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengambil hak -hak orang lain, serta tidak melanggar aturan hukum, norma, maupun etika yang berlaku (Zagoto et al., 2019). 

Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan pada pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :

  1. Keberhasilan dari proses pendidikan tidak hanya mencakup kemampuan akademis peserta didik namun juga pengenalan potensi diri yang positif guna meningkatkan berbagai kemampuan yang dimiliki peserta didik.
  2. Salah satu cara untuk meningkatkan proses pembelajaran atau pendidikan dapat dilakukan melalui penerapan teori belajar humanistik.
  3. Secara singkat, pengertian dari teori belajar humanistik adalah teori yang mengedepankan peningkatan kemampuan potensi peserta didik melalui proses memanusiakan manusia.
  4. Secara umum teori belajar humanistik memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, namun disisi lain juga memiliki kelemahan yaitu masih sulit untuk diimplementasikan kedalam bentuk pembelajaran yang nyata.
  5. Aplikasi teori belajar humanistik memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai manusia yang bebas, berani, dan dapat mengelola dirinya sendiri secara bertanggungjawab.
  6. Teori belajar humanistik menerapkan konsep belajar yang menitikberatkan pada perkembangan kepribadian dan potensi yang dimiliki manusia. Teori ini relevan untuk diterapkan pada materi pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, sikap, dan analisa terhadap fenomena sosial.

Penulis: Tomi Ashari - Universitas Siber Asia

Referensi

akubelajar.id. (2020, June 17). Cara untuk Menigkatkan Efektivitas Pembelajaran. https://www.akubelajar.id/blog/cara-untuk-meningkatkan-efektivas-pembelajaran

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta.

Diana Devi, A. (2021). Implementasi Teori Belajar Humanisme dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. At- Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Kebudayaan, 8(1), 71–84. https://doi.org/10.32505/tarbawi.v13i1.2805

Mulyati. (2005). Psikologi Belajar. CV Andi Offset.

Nast, T. P. J., & Yarni, N. (2019). TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN PSIKOLOGI HUMANISTIK DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2), 270–275.

Perni, N. N. (2018). PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1). http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

Purwo, B. K. (1989). PELLBA 2 : Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya (2nd ed.). Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Rogers, C. R. (1985). Toward a More Human Science of the Person. Journal of Humanistic Psychology, 25(4), 7–24. https://doi.org/10.1177/0022167885254002

Saputri, S. (2022). Pentingnya Menerapkan Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Jenjang Sekolah Dasar. EduBase : Journal of Basic Education, 3(1), 47–59. https://doi.org/10.47453/edubase.v2i2.427

Suswanto, Kuntoro, S. A., & Suyata. (2015). PENDIDIKAN HUMANIS BERBASIS KULTUR SEKOLAH DASAR TUMBUH 1 YOGYAKARTA. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 3(1), 69–80. http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

Uno, H. B. (2016). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (6th ed.). PT Bumi Aksara.

Zagoto, M. M., Yarni, N., & Dakhi, O. (2019). PERBEDAAN INDIVIDU DARI GAYA BELAJARNYA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2), 259–265. https://doi.org/10.31004/jrpp.v2i2.481

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun